11/05/2013

Jawaban SOAL FINAL PROFESI PENDIDIKAN



SOAL FINAL (SIFAT TAKE HOME)

                                      
1.      Jelaskan mengapa guru harus memiliki 4 kompetensi?
2.      Bagaimana strategi guru untuk meningkatkan profesionalismenya?
3.      Bagaimana tanggapan anda terhadap UU Guru dan Dosen?
4.      Mengapa guru dalam mengajar harus mempertimbangkan standar isi?
5.      Bagaimana pandangan anda terhadap profesionalisme guru selama ini?
6.      Apakah PTK?
7.      Bagaimana kedudukan PTK dalam KTSP?
8.      Apa beda PTK dengan penelitian biasa?
9.      Bagaimana karakteristik PTK?
10.  Apakah siklus dalam PTK?
11.  Kapan peneliti akan pindah dari satu siklus ke siklus yang lain?
12.  Bagaimana menganalisis PTK?
13.  Bagaimana melaporkan PTK?
14.  Mengapa guru harus paham dengan KTI?
15.  Bagaimana ciri KTI?
16.  Produk apa saja yang tergolong KTI?
17.  Bagaimana perbedaan struktur artikel hasil penelitian dan non penelitian (analisis konsep)?
18.  Bagaimana menuliskan abstrak dalam artikel?
19.  Apa yang seharusnya ditulis dalam bagian pembahasan suatu artikel hasil penelitian?
20.  Apakah sebenarnya konsep PAIKEM itu?
21.  Mengapa harus menggunakan pendekatan PAIKEM?
22.  Mengapa konstruktivisme cocok untuk pendekatan PAIKEM?
23.  Bagaimanakah prosedur pengembangan RPP berbasis PAIKEM?
24.  Buatlah RPP berbasis PAIKEM?
25.  Apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
26.  Mengapa pendidikan karakter perlu diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran?
27.  Bagaimana cara mengintegrasikan pendidikan karakter kepada para siswa?
28.  Bagaimana cara mengakses pendidikan karakter?
29.  Apa yang salah dalam sistem pendidikan kita, sehingga masih ditemukan perkelahian antar kelompok siswa, bahkan penodongan/pencurian yang dilakukan oleh para siswa.
30.  Mengapa sebelum menentukan instrumen assesment terlebih dahulu harus melakukan analisis terhadap kompetensi dasar? Dan bagaimana prosedurnya?
31.  Bagaimana cara guru agar proses penilaian lebih bersifat otentik?
32.  Jelaskan perbedaan antara assesment dengan menggunakan metode tes dan non tes?
33.  Mengapa assesment perlu dilengkapi dengan rubrik?
34.  Mengapa sebelum membuat instrumen assesment harus mempertimbangkan prinsip-prinsip?
35.  Jelaskan konsep penilaian, pengukuran dan assesment?
36.  Mengapa guru perlu melakukan assesmentt?
37.  Buatlah contoh desain assesmentt?
38.  Apakah yang dimaksud dengan belajar tuntas?
39.  Apa yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan instrumen assesmentt?
40.  Buatlah contoh item tes esay untuk aspek analisis, evaluasi dan kreatif?
41.  Buatlah lembar obersevasi untuk aspek kognitif, psikomotorik dan afektic?
42.  Mengapa sebelum memilih suatu media perlu mengacu pada kompetensi dasar
43.  Bagaimana prosedur dalam memilih suatu media pembelajaran yang sesuai?
44.  Mengapa guru perlu memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai media pendidikan?
45.  Jelaskan kelemahan apa yang sering dilakukan oleh guru dalam memilih media dikaitkan dengan tingkat perkembangan kognitif anak?
46.  Mengapa guru harus menggunakan media dalam PBM?
47.  Mengapa pentingnya memahami pengertian kompetensi guru !
48.  Uraikan kembali pengertian kompetensi guru secara etimologi dan terminologi !
49.  Simpulkan pengertian kompetensi guru !
50.  Identifikasi jenis – jenis kompetensi guru yang professional !
51.  Uraikan jenis – jenis kompetensi guru yang professional !
52.  Jelaskan bagaimana penerpan kode etik pada profesi guru ?
53.  Bagaimana pendapat saudara tentang profesi pendidikan di Indonesia?
54.  Jelaskan bagaimana profesionalisme dunia pendidikan?
55.  Jelaskan pendapat saudara tentang bagaimana preoritas kerja profesi guru?


56.   
JAWABAN
1.      Guru harus memiliki 4 kompetensi dikarenakan  guru disekolah memiliki peran ganda, yaitu disamping guru seorang manager yang akan mengelola proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai evaluasi, guru juga sekaligus sebagai palaksana aktivitas pembelajaran bersama-sama siswa dan melakukan pengontrolan atas  kecakapan dan prestasi siswa-siswanya. Sehingga guru harus memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan yang harus dikuasai dan ditampilkan dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan jabatan yang disandangnya.
2.      Strategi guru dalam meningkatkan profesionalnya yaitu dengan:
·      Menguasai materi, sturktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
·      Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
·      Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
·      Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
·      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
3.      Sebuah dasar kebijakan dalam bidang pendidikan, yang dapat dipahami sebagai upaya untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang berorientasi pada semangat untuk membangun manusia indonesia seutuhnya. Degan demikian, UU Guru dan Dosen sebagai landasan hukum guru dalam menjalankan tugos pokoknya menjadi guru yang profesional. Sehingga menjadi guru yang profesional adalah sebagai tuntutan yang harus dilaksanakan oleh semua guru pada semua jenjang pendidikan formal.
4.      Guru dalam mengajar harus mempertimbangkan standar isi karena didalam standar isi mencangkup kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Selain itu adanya beban belajar bagi peserta didik dan merupakan panduan penyusunan kurikulum ditingkat satuan pendidikan serta dilengkapi kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan.

5.      Profesionalisme guru  sangat berhubungan secara signifikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, artinya guru yang tidak memiliki kompetensi berarti tidak profesional. Karea guru tidak profesional, maka kualitas proses pembelajaran rendah dan akhirnya mutu pandidikan juga rendah. Dan secara umum kebanyakan guru kita mempunyai kualitas yang rendah, hal ini disebabkan karena guru-guru kita tidak mampu melakukan inovasi pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru-guru kita belum banyak yang mendapatkan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

6.       PTK merupakan tindakan nyata (action) yang dilakukan praktisi pendidikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam tugas pokok dan fungsinya. Sedangkan tindakan itu harus direcanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat kebehasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyat program itu belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua dan seterusnya) untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan yang lain sampai permasalah tersebut dapat diatasi)

7.      Kedudukan PTK dalam KTSP sangat diperlukan, karena sitem Pembelajaraan KTSP ada perencanaan, pelaksanaan, pengembangan. Kurikulum adalah panduan untuk rencana pembelajaran yang melibatkan guru, siswa dan sumber belajar serta proses dan hasil belajar untuk mencapai pengembangan belajar

8.      Perbedaan antara PTK dan penelitiana biasa adalah
·         PTK mempunyai karakteristik lebih khusus
·         Sedangkan penelitian biasa tidak memiliki karakter yang kusus dalam melakukan penelitian.
9.      Karateristik PTK adalah :
·         Mengkaji permasalah situasional dan kontekstual.
·         Adanya tindakan.
·         Adanya evaluasi terhadap tindakan.
·         Pengkajian terhadp tindakan.
·         Adanya krjasama.
·         Adanya refleksi.

10.  Siklus dalam PTK yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam membuat PTK dan tipa-tiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (action), (c) observasi (observation), dan (d) refleksi ( reflektive).
11.  Jika hasil analisis belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau menyusun tindakan baru untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan demikian muncullah siklus kedua pada PTK yang dilasanakan pada siklus kedua, akan mengikuti langkahlangkah seperti pada siklus pertama, hanya mungkin tindakan berbeda.
12.  Jika terdapat masalah dalam proses refleksi, maka dilakukan proses pengkjian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

13.  Antara menganalisis  PTK dengan  dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpilan. Reduksi data adalah proses penyerderhaaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabtraksikanbdata mentah menjadi informasi yang bermakna. Papara data adalah proses penampilan data secara sederhana  dalam bentuk paparan  naratif, refresentasi tabulasi termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat, tetapi memuat pengertian luas.

14.  Karena KTI merupakan suatu karya yang selalu terkait dengan kawasan keilmuan, ditemukan dengan metode ilmiah, dan ditulis dengan penulisan ilmiah. Dengan demikian seorang guru harus bisa memahaminya supaya dapat melakukan penelitian dengan baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Sehingga dapat memajukan dunia pendidikan.

15.  Ciri-ciri KTI :
·       Materi atau isi obyektif (umum), pengkajiannya sistematis procedural
·       Cermat, tepat, benar, kalimat tidak persuasive, tidak dilebih-lebihkan, menggunakan bahasa baku di dukung teori / konseptual
16.  Yang tergolong  KTI yaitu makalah, skripsi, tesis, disertasi, proposal penelitian, laporan penelitian, buku dan artikel.
17.     Perbedaan struktur artikel hasil penelitian dan non penelitian
ü  System masika tanpa angka ataupun abjad, yang memuat antara lain judul, nama penulis, sponsor, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, methode, hasil, pembahasan kesimpulan dan saran serta daftara isi.
ü  Struktur artikel hasil penellitian non penelitian adalah menggunakan sistematika tanya angka maupun abjad, dan memuat antara lain ; judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar rujukan.
18.  Biasanya bila artikel di tulis dalam bahasa Indonesia, maka abstrak ditulis dalam bahasa inggris atau sebaliknya
19.   Yang seharusnya ditulis dalam bagian pembahasan suatu artikel hasil penelitian adalah :
ü  Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagian tinjauan penellitian itu dicapai, dengan cara menyimpulkan hasil secara eksplesit
ü  Menafsirkan temuan-temuan, dilakukan dengan logika dan teori-teori yang ada
ü  Mengintregasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan
20.   Konsep PAIKEM adalah belajar secara efektif dengan suasan yang menyenangkan. Dengan kata lain, suatu pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antar informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimilki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif

21.  Karena didalam pembelajaran PAIKEM sistem pembelajarannya besifat aktif sehingga siswa sebagai subjek bukan objek dalam belajar selain itu adanya kretifitas dalam pembelajaran yang bersifat inovatif dengan efektivitas yang bermakna bagi siswa dalam suasana belajar yang menyenangkan.

22.  Karena dalam kontruktivisme menekankan pada belajar autetik, yaitu proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual sehingga membuat belajar akan lebih bermakna. Dan belajar akan lebih bermakna apabila siswa bekerja/mengalami, menemukan dan membangun sendiri (mengkontruksi) pengetahuan dan keterampilan barunya, seperti siwa yan aktif belajar bukan guruya yang aktif mengajar

23.  Dalam permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dikatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menuai identitas mata pelajaran Standar kompetensi (SK) Kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu metode pembelajaran kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD dan Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP.

24.  Rpp paikkem

25.  Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

26.  Karena pada dasarya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, menginternalisasi nilai-nilai, dan menjadikannya perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

27.  Cara mengintegrasikan pendidikan karakter kepada para siswa dengan pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai kedalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

28.  Cara mengakses pendidikan karakter yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang berkarakter melalui program pembiasaan-pembiasaan yang bernilai karakter dalam lingkungan belajar tersebut secara kontinyu. Dengan demikian karakter akan terbentuk dengan sendirinya.

29.  Belum terkarakternya pendidikan karakter bagi siswa, hal ini disebabkan belum dibiasakannya nilai-nilai karakter itu dalam lingkungan belajar oleh stokholder pemangku kepentingan belajar.

30.  Karena prinsip assessment harus valid, obyektif, adil,terbuka, bermakna dan mendalam. Valid benar-benar sesuai dengan kenyataan tidak menimbulkan penafsiran lain, nilai yang diperoleh sesuai dengan patokan yang telah ditetapkan, soal yang dibuat berupa soal yang mengarah pada analisa dan mempunyai kesan yang baik bagi pengalaman siswa, soal yang dijawab murid bersifat melatih murid untuk menjawab jawaban yang kritis.

31.  Mendesain untuk lebih menggiatkan para siswa agar mampu menguasai dan mendemonstrasikan pengalaman belajar yang bobotnya sama seperti yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, dan bahkan Feley and Janikoun (1996) menegaskan bahwa proses pembelajaran yang akan dating tidak akan direncanakan dengan baik bila pendidik tidak menggunakan authentic assessment.

32.  Method test bersifat formal dan non formal, test formal apabila dalam suatu kali tatap muka di kelas seluruhnya untuk kegiatan penyelenggarakan test, sebagai indirect assesmen (test non formal) assesmen yang bersifat tidak langsung, sedangkan test non formal adalah test yang dilaksanakan secara integrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Bersifat kuantitatif yang ineterprestasi mengarah pada benar dan salah. Method non test bersifat kualitatif, sehingga interprestasi mengarah pada aspek psycologis dan aspek lainnya.

33.  Rubric adalah alat scoring yang memuat criteria suatu pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seseorang. Tujuannya dibuat pedoman penskoran adalah agar diperoleh penilaian yang benar-benar obyektif (rehabilitas, adil, dan kebenaran penilaian). Rubrik memuat tentang dimensi, definisi, dan contoh dimensi skala penilaian dan standart untuk kategori kinerja, masingmasing unsure ini harus ditetapkan lebih dahulu agar di peroleh suatu penilaian yang benar benar obyektif.

34.  Karena prinsip assessment harus valid, obyektif, adil, terbuka, bermakna dan mendalam. Valid benar-benar sesuai dengan kenyataan tidak menimbulkan penafsiran lain, nilai yang diperoleh sesuai dengan patokan yang telah ditetapkan, soal yang dibuat berupa soal yang mengarah pada analisa dan mempunyai kesan yang baik bagi pengalaman siswa, soal yang dijawab murid bersifat melatih murid untuk menjawab jawaban yang kritis.




35.   Konsep penilaian, pengukuran dan assesment

ü  Konsep pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut sistem aturan tertentu (Kerlinger, 1996:687).
ü  Konsep penilaian
Penilaian merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.
ü  Konsep assesment
Menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan.

36.         Dengan melakukan proses penilaian perilaku kinerja siswa secara multidimensional pada situasi nyata. Penting untuk menggunakan strategi penilaian dan evaluasi yang konsisten tidak hanya dengan tujuan pembelajaran suatu pelajaran tertentu melainkan juga dengan model pengajaran tertentu yang sedang digunakan. Sebagai misal, jika seorang guru sedang menggunakan pengajaran langsung untuk mengajarkan suatu keterampilan tertentu, maka diperlukan tes kinerja untuk mengukur ketuntasan keterampilan itu dan memberikan umpan-balik korektif.
37.         Sesuai kamus yang dikeluarkan oleh Microsoft Encarta 2006, evaluasi merupakan kata serapan evaluation. Evaluation merupakan kata benda yang menjelaskan assessment dari nilai atau statemen dari sebuah nilai. Sebagai assesment dari sebuah nilai, evaluasi berarti tidakan seseorang untuk menetapkan sesuatu seperti kualitas, tingkat kepentingan, kondisi dll. Sebagai statement dari sebuah nilai, evaluasi dapat berupa perkataan atau tulisan yang mengungkapkan sebuah nilai tertentu seperti kualitas, tingkat kepentingan, kondisi dll Pengertian evaluasi melekat pada tindakan atau objek evaluasi. Pengertian evaluasi dapat berberda karena kepentingan evaluasi. Pada Pengembangan Web Pembelajaran (Desain Pembelajaran Berbasis Web), evaluasi diartikan oleh gayle dan karen sebagai sebuah dasar tindakan yang dibutuhkan untuk melakukan pembenahan terhadap Desain Pembelajaran Berbasis Web. Evaluasi pada Desain Pembelajaran Berbasis Web tersebut merupakan pembenahan terhadap desain web, metode pengembangan, hingga implementasi web. Evalusi dalam ranah teknologi pembelajaran merupakan proyeksi domain atau kawasan penilaian. Pada kawasan penilaian tersebut diuraikan dengan sub domain : 1). Analisis Masalah; 2). Pengukuran Beracukan Patokan; 3). Penilaian Formatif; 4). Penilaian Sumatif Penilaian sendiri memiliki pengertian kawasan ini menempati pengertian yang luas.
38.         Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning), Strategi belajar tuntas adalah suatu strategi pengajaran yang di individualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok.
39.         Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Mengembangkan Instrumen Asesment :
ü  Teknik Asesmen- Penilaian Diri (self assessment), harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
ü  Penilaian Diri (self assessment) dalam pendidikan karakter, Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang meminta mahasiswa menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Penilaian diri tepat digunakan untuk melakukan penilaian yang sifatnyaTeknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
ü  Teknik Asesmen-Penilaian Sikap, Penilaian Sikap PengertianSikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
ü  Teknik Asesmen-Penilaian Tertulis, Penilaian TertulisPengertian Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.
40.       Item tes esay untuk aspek analisis, evaluasi dan kreatif
a.       Item tes esay untuk aspek evaluasi
Sejauh mana ruang lingkup dan urutan pokok bahasan/sub-¬sub pokok/topik telah disampaikan dan diserap oleh siswa
b.      Item tes esay untuk aspek kreatif
Bacalah wacana berikut dengan saksama!
Bendungan di Desa Jatirogo ini tidak ada duanya di Indonesia. Tubuh bendungan tersebut dari bantalan karet berisi air. Karena terbuat dari karet, tinggi permukaannya bisa diatur secara fleksibel. Bila terjadi banjir, bantalan karet itu dikempiskan. Dan air bah lancar mengalir ke laut. Sebaliknya, bila volume air sungai mengecil, tubuh bendungan diisi penuh, sehingga tingginya mencapai 3 m. Sungai terbendung dan airnya dimanfaatkan sebagai air minum dan irigasi. Pada saat yang sama, air pasang dari laut akan terhambat dan tak mencemari sungai yang menjadi sumber utama air tawar masyarakat di sekitar sungai.
Simpulan isi wacana di atas adalah…
1.      Bendungan dari bantalan karet dapat membendung sungai.
2.      Bendungan dari bantalan karet sangat bermanfaat.
3.      Bendungan dari bantalan karet dapat mengalirkan air.
4.      Pemanfaatan air melalui bendungan bantalan karet.
5.      Bendungan bantalan karet dapat diisi dengan air.
41.     lembar observasi
42.     Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar atau media, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benarbenar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
43.     Memilih media sama pentingnya memilih metode yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu dalam memilih media diperlukan berbagai pertimbangan, yaitu dapat memenuhi kebutuhan belajar, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sesuai dengan obyek yang dipelajari. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dan mengingat kemampuan serta sifat-sifat media yang bersangkutan.
44.     Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kodisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan anak didiknya, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai anak didik. Kesatuan atau perpaduan kedua unsur ini maka lahirlah interaksi yang edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Surya (2004: 7) “pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sesuatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Lingkungan yang ada di sekitar anak- anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
45.  Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. matang.
Ada beberapa kelemahan guru dalam media pemlajaran yang berkaitang dengan perkembangan koknitif anak yaitu :
ü  Guru tidak meneliti, apakah isi yang dikomunikasikan oleh media itu berguna dan penting bagi perkembangan anak.
ü  Guru tidak menelaa media yang diberikan tersebut memberikan atau dapat menpencapaian tujuan belajar.
ü  Guru tidak menyajikan bahan yang disajikan dapat mengakibatkan timbulnya gairah dalam pengalaman, belajar ataupun berfikir anak.
ü  Isi bahan disajikan tidak cukup hanya dengan konsep dan saling berhubungan.
ü  Bahan itu tidak tepat.
ü  Isi bahan mengandung selera yang tidak baik.
ü  Media yang di pilih dapat mempersulit dalam pembelajaran.

46.       Karena media pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
47.       Pentingnya memahami pengertian kompetens guru karena Pendidikan di Indonesia pada saat ini bisa dikatakan masih tertinggal jauh dengan Negara- Negara lain yang sedang berkembang, guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Guru yang kita kenali, mempunyai kedudukan yang khusus dalam masyarakat. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang
48.       a. Secara etimologi
Kompetensi berasal dari bahasa inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Jadi Kompetensi adalah Pemilikan pengetahuan, keterampilan, kecakapan atau kemampuan sebagai seorang guru dalam menentukan atau memutuskan sesuatu berdasarkan kekuasaan yang dimilikinya agar proses pembelajaran dapat berjalan baik., “Kompetensi dalam proses interaksi belajar mengajar dapat pula menjadi alat motivasi ekstrinsik, guna memberikan dorongan dari luar diri siswa”
b. Secara terminology
Pengertian Kompetensi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Majid (2005:6), menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.
49.  Pengertian Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.
50.  Jenis-jenis kompetensi guru profesional
·         Kompetensi Kepribadian
·         Kompetensi Pedagogik
·         Kompetensi Profesional
·         Kompetensi Sosial
51.  Jenis-jenis kompetensi guru profesional
1.    Kompetensi Kepribadian
a.       Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b.      Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c.       Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d.      Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e.       Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.


2.      Kompetensi Pedagogik
a.        Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi bekal-ajar awal peserta didik.
b.      Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c.       Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d.      Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini memiliki indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e.       Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan berbagai potensi nonakademik.
3.    Kompetensi Profesional
a.       Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
4.    Kompetensi Sosial
a.       Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b.      Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c.       Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar
52.    Kode etik adalah suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Salah satu contoh tertua adalah “Sumpah Hipokrates” yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari ”Bapak Ilmu Kedokteran”.
Contoh penerapan kode etik pada bidang profesi guru :
“Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang Pancasila”. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah “berbakti membimbing” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan Pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.
53.  Baik, pertama-tama disini ada satu hal yang ingin saya luruskan yaitu bahwa untuk memahami, menghargai dan memaknai suatu hal terutama mengenai profesi / pekerjaan tidak cukup jika hanya dengan motivasi imbalan uang yang diterima atau bermodalkan pengetahuan dan dalam hal ini keterampilan mengajar, melainkan lebih penting dari kedua hal tersebut yaitu adalah keyakinan positif tentang profesi itu sendiri. Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia dan secara khusus kualitas guru-guru di Indonesia adalah sebuah komulasi dari hasil pikiran masyarakat Indonesia tentang pendidikan dan kualitas guru itu sendiri. Bahkan bisa saja guru-guru sendiri memiliki kontribusi terbesar dalam mewujudkan kondisi seperti ini yakni dengan pikiran-pikiran negatip mereka.
54.   Setiap kali kita mengharapkan sesuatu pekerjaan dilakukan dengan baik, apakah itu di rumah sakit, di pasar, di penjara, atau di panti pijat, kita berbicara tentang perlunya perilaku yang profesional. Di dalam arti kata itu terkandung makna bahwa perilaku itu didasarkan atas pengertian yang benar mengenai hal yang harus dilaksanakan, dan pengertian itu dilengkapi dengan kemahiran yang tinggi. Tindakan yang lahir dari gabungan kedua sifat itu, mencerminkan lebih kurang tingkat profesionalisme yang diharapkan dimiliki seseorang.
55.  Prioritas Kerja Profesi Guru adalah makalah yang berkaitan dengan proritas kerja guru dimana guru itu harus bekerja sesuai dengan profesinya, karena sebagian guru tidak menerapkan dengan sepenuhnya apa profesi guru yang sebenarnya,  Profesi dalam pengertian yang lebih luas yaitu kegiatan untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.

1 comments:

  1. Ijin copy gan jawaban soal final profesi keguruan. makasih :D

    ReplyDelete