03/11/2013

Makalah : Jamu dan Khasiatnya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.
Oleh karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat.
                                                



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Definisi Jamu
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan istana atau keraton yaitu kesultanan di djogjakarta dan kasunanan di surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di indonesia tetapi sampai ke luar negeri.
Sejak dahulu kala, indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas. Tanah yang subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan kecantikan.

2.2.      Contoh jamu dan khasiatnya
1.      Anton-anton muda
Khasiat :Untuk menjaga agar wanita hamil muda (1 s/d 6 bulan) tetap sehat dan tidak banyak muntah-muntah, menghilangkan lesu, lemah
2.      Anton-anton tua
Khasiat :Untuk menjaga kesehatan wanita hamil 7 bulan keatas yang sering merasa capai, lelah, pucat.
3.      Wasir ( ambeien )
Khasiat : Untuk mengobati penyakit ambeien (wasir) baik dalam maupun luar.
4.      Batuk angin
Khasiat : Untuk mengobati masuk angina disertai batuk, tenggorokan gatal.
5.      Batuk pilek
Khasiat : Untuk mengobati batuk pilek, kepala pusing.
6.      Disentri (mejen)
Khasiat : Untuk mengobati penyakit disentri : buang air terus, bercampur lender, daraah atau nanah..
7.      Jampi usus ( sariawan usus )
Khasiat : Untuk mengobati sakit perut, mulas, perih, melilit, sering buang air besar.
8.      Galian putri ( delima putih )
Khasiat : Untuk menjaga kesehatan tubuh dan kecantikan kaum wanita, wajah menjadi berseri dan bercahaya, terutama setelah datang bulan.
9.      Galian sunti ( untuk gadis remaja )
Khasiat : Untuk kesehaatan gadis remaja yang masih murni menjaga tubuh supaya cantik dan rapih.
10.  Galian singset
Khasiat : Untuk merampingkan dan menghilangkan kelebihan-kelebihan lemak didalam tubuh yang kegemukan, menjaga badan tetap singset, menurunkan kolesterol.
11.  Galian parem
Khasiat : Untuk wanita ssetelah melahirkan, membuat badan jadi sehat dan segar, serta melancarkan keluarnya air susu.
12.  Simanis
Khasiat : Untuk mengobati gangguan pentakit kencing manis seperti rasa haus terus menerus, sering kencing baik siang maupun malam, disertai rasa lesu, ngantuk, gatal-gatal, kurang gairah yang disebabkan karena kadar gula darahnya tinggi.
13.  Temanten
Khasiat : Untuk menjaga agar badan penganten nampak tetap segar berseri, bergairah, tidak lesu lelah dan kusut.
14.  Satria + gingseng
Khasit : Untuk kesehatan da vitalitas pria agar badan sehat dan perkasa, menambah tenag dan syahwat.
15.  Sehat wanita
Khasiat : Untuk kesehatan badan wanita agar bergairah dan bersemangat.
16.  Segar badan ( darah rendah, lesu darah )
Khasiat : Untuk mengaobati penyakit tekanan darah rendah, badan kurang sehat, lesu, letih, lelah dari berbaring/duduk, jika berdiri kepala terus berat, ngeliyeng, kunang-kunang, gelap (pet-petan)
17.  Lempuyang ( cabe lempuyang )
Khasiat : Untuk menghangatkan badan, kaki dan tangan terasa dingin, badan lemah, tidak ada nafsu makan , menghilangkan rasa lelah, juga baik bagi yang baru sembuh dari sakit.
18.  Ulu hati
Khasiat :Untuk mengobati rasa mual , perih, perut kembung, mulut terasa pahit dan menambah nafsu makan.
19.  Sakit lambung ( maag )
Khasiat : Untuk mengobati sakit lambung (maag) dengan gejala sebelum dan sesudah makan, perut selalu perih, kembung, sebah, ulu hati terasa sakit, sesak dan mual.
20.  Bersalin muda
Khasiat : Untuk wanita setelah melahirkan agar perut tidak mules, kaki tidak dingin serta membersihkan dan memelihara kesehatan kandungan/rahim, juga wanita setelah keguguran.
21.  Patmosari rapet ( sorga)
Khasiat : Terutama digunakan setelah haid (mens) kesegaran pulih kembali , bercahaya , menambah gairah serta menyehatkan, juga mencegah sakit gangguan keputihan.
22.  Sari murni (galian montok )
Khasiat : Membantu mengencangkan dan menyuburkan buah dadayang kurang berkembang (montok).
23.  Keputihan (pek-tay)
Khasiat : Untuk mengobati sakit keputihan pada wanita, menghilangkan bau yang kurang sedap, gatal-gatal dan lain-lain.



2.3.      Cara Analisis Jamu
Berdasarkan undang-undang kesehatan bidang farmasi dan kesehatan, yang dimaksud dengan Obat bahan Alam Indonesia adalah Obat bahan Alam yang diproduksi di Indonesia. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi : jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.
Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk jamu didasarkan pada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya belum memiliki baku standar yang sesuai dengan persyaratan. Simplisia nabati, hewani dan pelican yang dipergunakan sebagai bahan untuk memperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan. Identifikasi simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta identifikasi kimia berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya.
Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi 2 macam analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berfungsi untuk mengidentifikasi jenis dari suatu zat atau simplisia yang terdapat pada bahan bakunya, sedangkan analisis kuantitatif yaitu penetapan kadar atau kemurnian dari zat atau simplisia yang akan dianalisis.
Pengujian secara kualitatif obat tradisional jamu biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau menganalisis jenis bahan baku dari suatu simplisia baik dari jenis tumbuhan maupun jenis hewan.
Didalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis sebagai berikut :
a)      Pengujian organoleptis, yaitu pengujian untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa dari simplisia yang diuji.
b)      Pengujian makroskopis, yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau dengan indera. Fungsinya untuk mencari kekhususan morfologi ukuran dan warna dari simplisia yang diuji.

Pengujian mikroskopis, yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran tertentu yang disesuaikan dengan keperluan simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, membujur atau berupa serbuk. Fungsinya untuk mengetahui unsur-unsur anatomi jaringan yang khas dari simplisia.
·         Pengujian histokimia.
·         Identifikasi kimia terhadap senyawa yang tersari.
·         Pengujian mikroskopis dan makroskopis dilakukan untuk menentukan jenis simplisia.
·         Pengujian histokimia dan identifikasi kimia dilakukan untuk mengetahui kelompok utama zat aktifnya.
Dari pengujian tersebut diatas dapat diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik untuk masing-masing simplisia.
Penetapan secara kuantitatif meliputi :
a)      Penentuan kadar kandungan, yaitu untuk mengetahui jumlah kandungan yang terdapat pada simplisia yang diuji atau pada produk jamu setengah jadi. Misalnya penentuan kadar tannin, alkaloida, minyak atsiri, glukosida, flavonoida.
b)      Penentuan kadar air, yaitu untuk mengetahui besarnya kandungan air yang terdapat pada simplisia yang diuji.
c)      Penentuan kadar abu.
d)     Penentuan bahan organik asing.

Analisis kuantitatif ini dilakukan untuk menetapkan kemurnian dan mutu simplisia nabati.
Pengujian secara organoleptis dan makroskopis. Cara ini dilakukan untuk mecari morfologi ukuran dan warna simplisia. Sebagai contoh biji kedawung atau Parkiae Semen memiliki bentuk bundar telur atau hampir segitiha samapi bundar memanjang. Pipih, pada bidang yang pipih terdapat garis yang melingkar pada jarak 2mm sampai 3mm dari tepi biji. Permukaan luarnya licin dengan kulit biji yang keras dan padat. Inti biji mempunyai lembaga yang sangat kecil, terdapat ditengah pada pertemuan pangkal keping biji. Ukuran biji dengan panjang 10mm sampai 22mm dengan lebar 8mm sampai 15mm. Tebal biji kurang kebih 8mm. Warna biji hijau kecoklatan atau coklat tua kehitaman sampai hitam. Inti biji berwarna hijau muda sampai hijau kecoklatan. Bau dan rasanya khas agak pahit dengan permukaan biji berlendir.
Uji mikroskopis. Uji mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajad pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, membujua atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopis dicari unsur-unsur anatomi yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik dari masing-masing simplisia. Untuk menyiapkan sayatan simplisia direbus atau direndam dalam air agar dapat membengkak kembali seperti pada saat masih segar. Untuk daun dan bunga direndam dalam air, bila perlu direndam dalam air hangat. Untuk akar, kulit batang, batang simplisia keras yang lain direndam dalam air panas, bila perlu dididihkan. Untuk simplisia nabati yang mengandung getah, setelah direndam dalam air, lalu direndam lagi dalam etanol sehingga cukup keras ntuk disayat. Simplisia disayat dengan pisau silet. Sayatan dapat berbentuk sayatan melintang atau mebujur sesuai dengan keperluan. Hasil sayatan dimasukkan kedalam kaca arloji yang berisi air. Untuk membersihkan sayatan, maka sayatan tersebut direndam dalam larutan kloral hidrat 70% selama kurang lebih 20 menit, setelah jernih, sayatan dicuci dengan air dan diberi warna. Pewarnaan dilakukan sesudah sayatan dicuci sayatan dimasukan kedalam larutan hijau iodium LP selama 1 menit, irisan kemudian dicuci dengan air beberapa kali sesudah itu dimasukkan kedalam larutan tawas karmen selama 5 m3nit sampai 10 menit dan dicuci dengan air. Irisan yang telah siap kemudian ditetesi air dan diperiksa dibawah mikroskop. Dinding sel yang berlignin berwarna biru atau biru kehijauan, sedangkan dinding sel yang terdiri dari selulosa berwarna merah. Pada irisan yang telah dijernihkan dengan kloral hidrat dapat pula ditambahkan beberapa tetes larutan Ploroglucin HCl, jaringan yang berlignin berwarna merah. Untuk uji simplisia yang berupa serbuk, simplisia serbuk tersebut diletakkan sedikit diatas kaca objek serbuk tersebut ditetesi dengan kloral hidrat, kemudian di fixasi dan dijaga jangan sampai kering. Kemudian diamati dibawah mikroskop.
Uji Histokimia. Uji ini dilakukan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi yang spesifik zat-zat dalam kandungan itu akan memberikan warna yang spesifik pula. Langkah uji histokimia adalah sebagai berikut ini : simplisia dididihkan didalam larutan natrium klorida P atau natrium sulfat LP sampai simplisia cukup keras untuk disyat. Sayatan yang diperoleh diletakan diatas kaca onjek atau kaca arloji kemudian ditetesi dengan pereaksi yang cocok dan dilihat dibawah mikroskop. Jaringan atau sel yang mengandung zat-zat yang terdeteksi terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan jaringan atau sel yang lain. Data tersebut digunakan untuk melengkapi data uji mikroskpis. Untuk uji histokimia serbuk adalah sebagai berikut : serbuk yang diperiksa diletakkan diatas kaca objek, kemudian ditetesi dengan pereaksi yang cocok. Sediaan kemudian dicuci seperti halnya pada sayatan simplisia. Beberapa kelompok zat yang kandungan yang penting dapat ditetesi dengan bantuan pereaksi yang menghasilkan warna.

Identifikasi kandungan kimia. Kandungan kimia zat nabati pada umumnya dapat dikelompokan sebagai berikut : minyak atsiri, karotenoid, steroid, triterpenoid, alkaloida, asam lemak, senyawa fenolik yang meliputi fenol-fenol, asam fenolat, fenil propanoid, flavonoid, antrakinon, antosian serta xanton, asam organik, glikosida, saponin, tannin, karbohidrat, dan lain sebagainya. Simplisia nabati yang diuji adalah simplisia tunggal yang berupa rajangan, serbuk, ekstrak, atau dalam bentuk sediaan. Mula-mula serbuk simplisia disari secara berturut-turut dengan larutan penyari yang berbeda-beda polaritasnya. Masing-masing pelarut secara selektif akan memisahkan kelompok kandungan kimia tersebut. Terhadap hasil penyarian tersebut kemudian dilakukan identifikasi dengan cara yang cocok. Simplisia nabati yang dijadikan serbuk dengan derajad halus 22 dan kadar air kurang dari atau sama dengan 10% atau seperti yang disebutkan dalam masing-masing monografi simplisia. Mula-mula disari dengan pelarut yang bersifat nonpolar, kemudian disari dengan pelarut yang kurang polar dan terakhir dengan pelarut polar. Penyarian dilakukan dengan penggojokan berkali-kali sehingga hasil penggojokan terakhir bila diuapkan tidak meninggalkan sisa, atau dengan alat soklet. Untuk cara penggojokan dianjurkan untuk melakukan perendaman awal dengan cairan penyari selama satu malam. Penggunaan alat soklet hanya dianjurkan untuk penyarian kandungan kimia yang telah diketahui stabil. Penggunaan eter sebagai cairan penyari tidak dianjurkan mengingat sifatnya yang mudah terbakar.

5 comments:

  1. permisis gan ,,
    daun anton anton muda dan anton anton tua itu seperti apa ??

    mohon infonya. di tunggu balasannya
    makasih

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.vipmario55. com
    - www.vipmario55. info

    ReplyDelete