BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam tubuh manusia banyak
terdap system yang saling kerja sama dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem
pencernaan merupakan salh satu system yang penting dalam tubuh karena hasilnya
nanti berupa energi yang sangat pentinng
dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.
Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya
adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan
karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang
dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.
Lambung
(gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung
(gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau
mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
Perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan peran dan
asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini cukup berbahaya dan bisa
mengakibatkan kematian.
1.2.Tujuan
1.
Untuk memahami
teoritis dari Gastritis ( Defenisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi
Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Fisik
dan WOC)
2.
Untuk memahami dan
mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk penderita gastritis
3.
Untuk memahami
tugas yang diberikan dosen pembimbing
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Definisi
1.
Aadalah inflamasi dari
mukosa lambung ( Kapita Selecta
Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492)
2.
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung
( Buku Ajar Ilmu Bedah ,Edisi Revisi hal 749)
3.
Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus atau local
(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)
4.
Gastritis adalah suatu
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi
dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. ( Imu Penyakit Dalam Jilid II)
5.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)
6.
Gastritis adalah
inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi,
1999, hal : 181).
7.
Gastritis adalah
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi
bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).
Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan
hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis
erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai
derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
- Gastritis
akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang
sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif
adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muskularis.
- Gastritis
kronis
Gastritis kronis adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal :
101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas
atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan suddart) Klasifikasi
gastritis kronis berdasarkan :
1. Gambaran hispatology
·
Gastritis kronik superficial
·
Gastritis kronik atropik
·
Atrofi lambung
·
Metaplasia intestinal
·
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar
mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.
b. Distribusi anatomi
·
Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)Sering dihubungkan dengan proses
autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa karena terjadi gangguan
absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh
kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun.
·
Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B) Paling sering dijumpai dan
berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori
·
Gastritis tipe AB Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya
meningkat seiring bertambahnya usia
2.2.Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai
dengan klasifikasinya sebagai berikut :
·
Gastritis Akut
Penyebabnya
adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).
·
Gastritis Kronik
Penyebab
dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian
biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
Penyebab
lain adalah
·
Diet yang sombrono ,
makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan makan-makanan yang
terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.
Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.
·
Stress berat
(sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering pula
menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar
tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh asam lambung.
Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari
dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan
ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya
2.3.Patofisiologi
2.3.1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh
karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas,
panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan
saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.
Respon mukosa lambung karena penurunan
sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan
mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
pembuluh darah. Vasodilatasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl
dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus
dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi
pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan.
Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga
berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
2.4.Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh
gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang
berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan
terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan
serta formasi ulser.
Helicobacter pylori merupakan bakteri
gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat
timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu :
destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih
kuat maka elastisitasnya juga berkurang.
Pada saat mencerna makanan, lambung
melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka
akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini
juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan
menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan
menimbulkan perdarahan. (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162)
(www.google, penyakit gastritis.com)
2.5.Manifestasi Klinis
Gastritis akut erosive sangat bervariasi ,
mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat
membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
a. Hematemetis dan melena yang
dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
b. Pada sebagian besar kasus,
gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri
timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
c. Kadang – kadang disertai
dengan mual- mual dan muntah.
d. Perdarahan saluran cerna
sering merupakan satu- satunya gejala.
e. Pada kasus yang amat ringan
perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan
dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
f. Pada pemeriksaan fisis
biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang
hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
2. Gastritis kronis
a. Bervariasi dan tidak jelas
b. Perasaan penuh, anoreksia
c. Distress epigastrik yang tidak
nyata
d. Cepat kenyang
2.6.Penatalaksanaan Medis
Pengobatan gastritis meliputi(Soeparman, 1999, hal : 96) :
a.
Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
b.
Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
c.
Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.
Pada gastritis, penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan (www.google penanganan penyakit gastritis.com):
Gastritis
akut
a. Instruksikan pasien untuk
menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan
melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.
c. Bila gejala
menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi,
lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastromfestinal
e. Untuk menetralisir asam
gunakan antasida umum.
f. Untuk menetralisir alkali
gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
g. Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi.
h. Reaksi lambung diperlukan
untuk mengatasi obstruksi pilorus.
2. Gastritis kronis
a. Dapat diatasi dengan
memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan sedikit tapi lebih sering.
b. Mengurangi stress
c. H. Pylori diatasi dengan
antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan gram bismuth (pepto-bismol).
2.7.Pemeriksaan Diagnostik
- Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil
pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah
atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
- Histopatologi.
- Radiologi
dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu
memberikan hasil yang memuaskan.
- EGD
(Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI
atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /
cedera.
- Minum
barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab
/ sisi lesi.
Analisa gaster =
dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori
mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus
gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger- Ellison
- Angiografi
= vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
- Amilase
serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritiS
2.8.Komplikasi
a.
Komplikasi yang timbul
pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau
prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b.
Komplikasi yang timbul
Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang
pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus
c.
Perdarahan saluran
cerna bagian atas dan Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan
absorbsi vitamin.
3. WOC (WEB OF
CAUTION)
Obat-obatan AINS Makanan yang merangsang Diet yang tidak baik Stress Kuman
(Analgetik dan Anti Imfflamasi) (Pedas, Asam, Mgndng Gas) (Helicobacter
pylorus)
Menghambat prostatglandin Menghambat sel epite lambung Lambung kosong Merangsang Nervus Vagus Menyerang mukosa lambung
Vasodilatasi di lapisan mukosa peningkatan
produksi HCL Peradangan
lapisan mukosa lambung
Produksi Mukus lambung turun iritasi
dinding lambung
Proteksi lapisan mukosa turun
Peradangan lapisan mukosa
lambung
GASTRITIS AKUT
HCL meningkat Peradangan
oleh Helicobacter pylorus
Sensasi Kenyang Iritasi Menekan refleks
muntah destruksi
kelenjer mukosa Metaplasia
dengan desquamosa
Anoreksia eksfeliasi (pengelupasan) mual Kerusakan
pembuluh darah elastisitas lambung turun
Penurunan
nafsu makan Erosi lapisan mukosa kekakuan
|
|
|
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.
Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 9 Januari 2008 jam 09.00 di Ruang Ar-Rizal RSI Sultan Agung Semarang.
Dengan:
1.
Identitas
klien
Nama Tn. S, umur 35 tahun, pendidikan tamat SMA, agama Islam, alamat :
arang, pekerjaan sebagai karyawan, suku bangsa Indonesia, tanggal masuk 07
Januari 2008, No. RM : 101.8680
dengan Dx medis Gastritis. Penanggung jawab Jamsostek, alamat Kaligawe.
2.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Kesehatan
sekarang
Meliputi keluhan utama dengan data subjektif klien mengeluh pusing dan
perut (ulu hati) terasa perih dan panas. P : klien terlihat meringis saat epigastrium
ditekan, Q : nyeri seperti diremas-remas, R : di ulu hati / epigastrium, S :
skala 7 (skala nyeri 0 – 10), T : nyeri hilang timbul saat epigastrium ditekan.
Status kesehatan saat ini : pada tanggal 7 Januari 2008 klien dibawa ke IGD RSI
Sultan Agung Semarang dengan keluhan I minggu yang lalu perutnya terasa perih,
panas dan muntah, TD : 110/80 mmHg, N : 120 x/menit, S : 36oC, RR : 22 x/menit, dengan
kesadaran composmentis. Klien mendapat pertolongan pertama dengan infus RL 20
tpm (tetes per menit) kemudian klien
mendapat perawatan di ruang Ar-Rizal
b.
Riwayat Kesehatan
Dahulu
Klien mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Sultan Agung Semarang dengan
penyakit yang sama (gastritis), klien tidak mempunyai penyakit keturunan (DM,
Hipertensi), maupun penyakit menular.
c.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
seperti yang diderita klien dan tidakada yang mempunyai penyakit menular atau
keturunan (DM, Hipertensi).
3.
Pemeriksaan Fisik
a.
KU : lemah, kesadaran composmentis.
b.
Kepala : bentuk mesocepal, bersih tidak ada
lesi.
c. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,
fungsi penglihatan baik.
d. Hidung : bentuk simetris tidak ada polip,
tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung. Telinga : bentuk simetris,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid.
f. Mulut : bibir tampak kering dengan gigi
bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.
g. Abdomen
: 1 : simetris, datar, Au : peristaltik ± 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri tekan pada
abdomen (ulu hati), Pe : tympani.
h. Paru : 1 : simetris Pa : teraba gerakan
takstil premitus sama, Pe : sonor, Au : vesikuler. Jantung : 1 : ictus
cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba, ICS (intercostals) 5 Pe : pekak,
Au : terdengar suara murni 1, 2.
i.
Muskuloskeletal
: ekstremitas atas, klien terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada
tangan kiri, tidak terdapat oedem, ekstremitas bawah : tidak terdapat oedem.
4.
Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium tanggal
10 Januari 2008,
-
WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103 m/l (4,00 – 10,00),
-
RBC (eritrosit) : 5,39 . 106 m/l (3,50 – 5,50),
-
HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0),
-
HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0),
-
MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 –
50,0),
-
MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0),
-
MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0),
-
RDW : 12,9% (1,5 – 36,0),
-
PLT :
207 . 103m/l
(150 – 450), MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0),
-
PDW : 16,1 (15,0 – 17,0).
-
Therapy yang diberikan tanggal 13 Januari 2008, infus
RL 20 tpm, injeksi cefo 1 gr, obat oral : Ranitidine 2 x 1 mg, antasid 3 x 500
mg.
5.
Pola aktivitas
a.
Kebutuhan
nutrisi : sebelum sakit : klien mengatakan makan 3X sehari dengan komposisi
nasi, lauk dan sayur. Makan selalu habis dalam 1 porsi. Klien mengatakan tidak
mempunyai pantangan terhadap makanan, klien minum 6-7 gelas jenis air putih
setiap hari. Selama sakit : klien mengatakan pagi ini klien makan bubur habis 1
porsi (makanan dari rumah sakit : nasi tim, sayur dan lauk pauk tidak dimakan).
Klien minum air putih habis 5-6 gelas / hari.
b.
Kebutuhan
eliminasi : sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1 X sehari pada waktu pagi
dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam
BAB. Klien BAK ± 2-6 X sehari
dengan warna kuning, bau khas, dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK. Selama
sakit : klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan
frekuensi 1 X sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna
hitam, bau khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi BAK nya,
klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna kekuningan, bau khas
dan tidak ada keluhan dalam BAK.
c.
Kebutuhan
istirahat dan tidur : sebelum sakit : klien mengatakan tidur malam mulai pukul
22.00 dan bangun pukul 05.00 WIB. Klien jarang tidur siang. Selama sakit :
klien mengatakan tidur malam mulai pukul 21.00, kalau malam sering terbangun
karena suasana yang panas, klien bangun pukul 06.00 WIB.
d.
Kebutuhan
aktivitas dan latihan : sebelum sakit : klien dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu. Selama sakit : klien mengatakan bisa melakukan
aktivitas seharihari sesuai kemampuan, klien ke kamar mandi dibantu oleh
keluarga, klien tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene,
klien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa
sakit saat bergerak.
e.
Persepsi
klien terhadap penyakitnya, hal yang dipikirkan klien terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng, klien terlihat bingung terhadap penyakit yang dideritanya
sekarang. Dan yang dipikirkan klien saat ini adalah kesembuhan klien.
3.2.
Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan
NO
|
PENGKAJIAN
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
DO:
1.
Diagnosa medis dari Tn.S adalah gastritis
2.
Skala nyeri klien 7 dari skal 0-10
3. Nyeri tekan pada
daerah ulu hati (epigastrium) Tn.S
DS:
1. Tn.S mengatakan kalau daerh
ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2. Tn.S mengatakan kalau
nyerinya hilang timbul jika epigastrium di tekan
3. Tn.S mengeluh di sering
merasa mual dan muntah
|
Peradangan pada dinding mukosa lambung
(gaster)
|
Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan
skala 7 dari rentang skala (0-10)
|
2
|
DO:
1.
Diagnosa Medis dari Tn.S adalah Gastritis
2. Tn.S tampak lemah dan tidak
berenergi
3.
Kesadaran Tn.S Compos mentis
DS:
1.
Tn.S sering merasa mual dan muntah
2. Tn.S mengatakan kalau dia
hilang selera makan
3. Tn.S sering merasa kenyang
|
Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
|
Gangguan pola makan: kurang dari
kebutuhan tubuh
|
3
|
DO:
1. Pa lpasi abdomen : teraba keras di perut
sebelah kiri bawah,
2. Auskultasi pada abdomen :
peristaltik ± 4x/mnt,
DS:
1. Tn.S mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras,
2. Tn.S mengatakan lebih banyak berbaring
di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.
|
Kurang Aktivitas
|
Konstipasi
|
4
|
DO:
1. Klien tampak bingung
terhadap penyakitnya
DS:
1. Tn.S mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng
|
Kurang Informasi
|
Kurang Pengetahuan
|
Berdasarkjan analisa
data diatas maka diagnosa prioritas dari Tn S adalah :
- Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
- Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7
dari rentang skala (0-10) berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung
(gaster)
- Konstipasi berhubungan dengan Kurang Aktivitas
- Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi
3.3.Intervensi
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN/
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
|
Rasa Nyeri klien berkurang dengan tidak ada peradangan atau
iritasi pada mukosa lambung Tn.S dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria:
1. Skala Nyeri Tn.S berkurang
2. Tn.S tidak merasa nyeri pada
epigastrium (ulu hati)
3. Tn.S tidak meringis (tidak
nyeri tekan abdomen)
|
1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi,
lamanya, intensitas (skala 0-10)
2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
sesuai indikasi untuk pasien
4. Bantu latihan rentang gerak aktif /
pasif
5. Berikan perawatan oral sering dan
tindakan kenyamanan (pijatan punggung, perubahan posisi)
Kolaborasi
1
Berikan
obat sesuai indikasi, misal : Antasida
2
Antikolinergik
(misal : belladonna, atropin)
|
1. nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada
harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat
membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.
2.
membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
3. makanan mempunyai efek penetralisir
asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi
dan haluaran gastrin.
4. menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan
nyeri ketidaknyamanan.
5. Napas bau karena tertahanya sekret mulut
menimbulkan tak nadsu makan dan dapat meningkatkan mual. Gingivitis dan
masalah gigi dapat meningkat
1. menurunkan keasaman gaster dengan
absorbsi atau dengan menetralisir kimia
2. diberikan pada waktu tidur untuk
menurunkan motilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat pengosongan
gaster, dan menghilangkan nyeri nokturnal sehubungan
|
2
|
Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
|
Pola Makan dari Tn.S teratur dengan cukup memenuhi
kebutuhan nutrisi dalam waktu 2 x 24 jam
dengan criteria:
1.
klien tidak mual
2.
Klien tidak merasa
nyeri akibat gastritis atau iritasi dari mukosa lambung
|
1. Timbang berat badan sesuai indikasi
2. Aukultasi bising usus
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
dalam waktu yang sering dan teratur
4. Tentukan makanan yang Tidak membentuk
gas.
5. Berikan perawatan oral teratur, sering
dan teratur termasuk minyak untuk bibir
|
1. mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan
mengubah pemberian nutrisi.
2. membantu dalam menentukan respon untuk
makan atau berkembangnya komplikasi
3. meningkatkan proses pencernaan dan
toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan dan dapat meningkatkan
kerjasama pasien saat makan.
4. dapat mempengaruhi nafsu makan /
pencernaan dan membatasi masukan nutrisi
5. Mencegah ketidak nyamanan karena mulut
kering dan bbibir pecajh yang disebabkan oleh pembatasan cairan
|
3
|
Konstipasi berhubungan dengan Kurang
Aktivitas
|
BAB dari Tn.S lancar dengan bisa
melakukan aktivitas (banyak gerak) di Tempat Tidur dealam waktu 2 x 24 jam
dengan kriteria :
1. Feses lunak (normal)
2. mudah proses defekasi
|
1. ajarkan alih baring setiap 2 jam sekali,
2. anjurkan pada klien untuk minum banyak
(10-12 gelas),
3. anjurkan pada klien untuk makan tinggi
serat (pepaya)
4. kolaborasi pemberian obat laksatif.
|
1. Banyak aktivitas bisa
merangsang gerakan peristaltik
2. Banyak minum untuk
mencairkan feses
3. Serat sangat berfungsi untuk
melancarkan proses defekasi karena serat bisa melunakan konsistensi feses
4. untuk melancarkan proses
defekasi
|
4
|
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi
|
Tn.S mengetahui masalah yang dia
alami dengan memberikan informasi terhadap masalah dari Tn.S dengan dalam
waktu 1 x 24 jam dengan kriteria :
1. Tn.S tahu tentang penyakit
dan tidak salah persepsi
2. Tn.S tidak bingung terhadap
masalah kesehatan yang dia alami
|
1. Kaji tingkat pengetahuan tentang
penyakitnya
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya,
3. motivasi klien untuk melakukan anjuran
dalam pendidikan kesehatan,
4. beri kesempatan untuk klien bertanya
tentang penyakitnya.
|
1. Untuk mengetahui sam[ai man
pengetahuan klien sehingga memudahkan untuk memeberikan penyuluhan
2. Untuk menambah informasi
3. Untuk menambah semangat dan
harapanya klien mau melakukan hal
positif untuk kesehatan
4.
5. untuk menambah pengetahuan
klien
|
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Gastritis
itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan
erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat
dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi
menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik
Gastritis
penyebabnya adalah stres, koonsumsi alkohol dan obat-obatan dan juga diet yang
tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi kronik jika pola makan tidak
diatur dengan baik dan jika ini dibioarkan maka tidak tertutup kemungkinan bisa
berkembang menjadi Ca gater (kanker lambung)
4.2.Saran
Gastritis adalah
penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya adalah mahasiswa karena kesibukan
membuat tugas dan mahasiswa juga rentan stres. Selain itu diet yangsalah juga
pemicu terjadi gastritis untuk itu pendidikan untuk meperbaik persepsi yang
salah terhadap diet perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,
Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.
Hadi,
Soejono, 1999, Gastroenterologi, penerbit Alumni, Bandung.
Reevest, Charlene. J., 2001, Keperawatan Medikal
Bedah, edisi 1, Salemba
Medika, Jakarta.
Soeparman,
1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.
Brunner
dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Inayah,
Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.
www.
Google.Penanganan Penyakit gastritis.com
Doengoes,
Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Carpenito,
Lynda Juall., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta
: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Gastritisadalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati
ReplyDelete