SOAL FINAL (SIFAT TAKE HOME)
1.
Jelaskan mengapa guru harus memiliki 4
kompetensi?
2.
Bagaimana strategi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya?
4.
Mengapa guru dalam mengajar harus
mempertimbangkan standar isi?
5.
Bagaimana pandangan anda terhadap
profesionalisme guru selama ini?
6.
Apakah PTK?
7.
Bagaimana kedudukan PTK dalam KTSP?
8.
Apa beda PTK dengan penelitian biasa?
9.
Bagaimana karakteristik PTK?
10.
Apakah siklus dalam PTK?
11.
Kapan peneliti akan pindah dari satu
siklus ke siklus yang lain?
12.
Bagaimana menganalisis PTK?
13.
Bagaimana melaporkan PTK?
14.
Mengapa guru harus paham dengan KTI?
15.
Bagaimana ciri KTI?
16.
Produk apa saja yang tergolong KTI?
17.
Bagaimana perbedaan struktur artikel
hasil penelitian dan non penelitian (analisis konsep)?
18.
Bagaimana menuliskan abstrak dalam
artikel?
19.
Apa yang seharusnya ditulis dalam bagian
pembahasan suatu artikel hasil penelitian?
20.
Apakah sebenarnya konsep PAIKEM itu?
21.
Mengapa harus menggunakan pendekatan
PAIKEM?
22.
Mengapa konstruktivisme cocok untuk
pendekatan PAIKEM?
23.
Bagaimanakah prosedur pengembangan RPP
berbasis PAIKEM?
24.
Buatlah RPP berbasis PAIKEM?
25.
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan
karakter?
26.
Mengapa pendidikan karakter perlu
diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran?
27.
Bagaimana cara mengintegrasikan
pendidikan karakter kepada para siswa?
28.
Bagaimana cara mengakses pendidikan
karakter?
29.
Apa yang salah dalam sistem pendidikan
kita, sehingga masih ditemukan perkelahian antar kelompok siswa, bahkan
penodongan/pencurian yang dilakukan oleh para siswa.
30.
Mengapa sebelum menentukan instrumen
assesment terlebih dahulu harus melakukan analisis terhadap kompetensi dasar?
Dan bagaimana prosedurnya?
31.
Bagaimana cara guru agar proses
penilaian lebih bersifat otentik?
32.
Jelaskan perbedaan antara assesment dengan
menggunakan metode tes dan non tes?
33.
Mengapa assesment perlu dilengkapi
dengan rubrik?
34.
Mengapa sebelum membuat instrumen
assesment harus mempertimbangkan prinsip-prinsip?
35.
Jelaskan konsep penilaian, pengukuran
dan assesment?
36.
Mengapa guru perlu melakukan assesmentt?
37.
Buatlah contoh desain assesmentt?
38.
Apakah yang dimaksud dengan belajar
tuntas?
39.
Apa yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan instrumen assesmentt?
40.
Buatlah contoh item tes esay untuk aspek
analisis, evaluasi dan kreatif?
41.
Buatlah lembar obersevasi untuk aspek
kognitif, psikomotorik dan afektic?
42.
Mengapa sebelum memilih suatu media
perlu mengacu pada kompetensi dasar
43.
Bagaimana prosedur dalam memilih suatu
media pembelajaran yang sesuai?
44.
Mengapa guru perlu memanfaatkan
lingkungan sekitar, sebagai media pendidikan?
45.
Jelaskan kelemahan apa yang sering
dilakukan oleh guru dalam memilih media dikaitkan dengan tingkat perkembangan
kognitif anak?
46.
Mengapa guru harus menggunakan media
dalam PBM?
47.
Mengapa pentingnya memahami pengertian
kompetensi guru !
48.
Uraikan kembali pengertian kompetensi
guru secara etimologi dan terminologi !
49.
Simpulkan pengertian kompetensi guru !
50.
Identifikasi jenis – jenis kompetensi
guru yang professional !
51.
Uraikan jenis – jenis kompetensi guru
yang professional !
52.
Jelaskan bagaimana penerpan kode etik
pada profesi guru ?
53.
Bagaimana pendapat saudara tentang
profesi pendidikan di Indonesia?
54.
Jelaskan bagaimana profesionalisme dunia
pendidikan?
55.
Jelaskan pendapat saudara tentang
bagaimana preoritas kerja profesi guru?
56.
JAWABAN
1.
Guru harus memiliki 4
kompetensi dikarenakan guru disekolah
memiliki peran ganda, yaitu disamping guru seorang manager yang akan mengelola
proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai evaluasi, guru juga sekaligus
sebagai palaksana aktivitas pembelajaran bersama-sama siswa dan melakukan
pengontrolan atas kecakapan dan prestasi
siswa-siswanya. Sehingga guru harus memiliki seperangkat pengetahuan, sikap,
nilai dan ketrampilan yang harus dikuasai dan ditampilkan dalam melaksanakan
tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan jabatan yang
disandangnya.
2.
Strategi guru dalam
meningkatkan profesionalnya yaitu dengan:
· Menguasai
materi, sturktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu.
· Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang
diampu.
· Mengembangkan
materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
· Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
· Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
3.
Sebuah dasar kebijakan
dalam bidang pendidikan, yang dapat dipahami sebagai upaya untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang
berorientasi pada semangat untuk membangun manusia indonesia seutuhnya. Degan
demikian, UU Guru dan Dosen sebagai landasan hukum guru dalam menjalankan tugos
pokoknya menjadi guru yang profesional. Sehingga menjadi guru yang profesional
adalah sebagai tuntutan yang harus dilaksanakan oleh semua guru pada semua
jenjang pendidikan formal.
4.
Guru dalam mengajar
harus mempertimbangkan standar isi karena didalam standar isi mencangkup
kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Selain itu adanya beban belajar bagi
peserta didik dan merupakan panduan penyusunan kurikulum ditingkat satuan
pendidikan serta dilengkapi kalender pendidikan untuk penyelenggaraan
pendidikan.
5.
Profesionalisme
guru sangat berhubungan secara
signifikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, artinya guru yang tidak
memiliki kompetensi berarti tidak profesional. Karea guru tidak profesional,
maka kualitas proses pembelajaran rendah dan akhirnya mutu pandidikan juga
rendah. Dan secara umum kebanyakan guru kita mempunyai kualitas yang rendah,
hal ini disebabkan karena guru-guru kita tidak mampu melakukan inovasi
pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru-guru kita belum banyak yang
mendapatkan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
6.
PTK merupakan tindakan nyata (action) yang
dilakukan praktisi pendidikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
tugas pokok dan fungsinya. Sedangkan tindakan itu harus direcanakan dengan baik
dan dapat diukur tingkat kebehasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika
ternyat program itu belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu
dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua dan seterusnya) untuk
mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan yang lain sampai permasalah
tersebut dapat diatasi)
7.
Kedudukan PTK dalam
KTSP sangat diperlukan, karena sitem Pembelajaraan KTSP ada perencanaan,
pelaksanaan, pengembangan. Kurikulum adalah panduan untuk rencana pembelajaran
yang melibatkan guru, siswa dan sumber belajar serta proses dan hasil belajar
untuk mencapai pengembangan belajar
8.
Perbedaan antara PTK
dan penelitiana biasa adalah
·
PTK mempunyai
karakteristik lebih khusus
·
Sedangkan penelitian
biasa tidak memiliki karakter yang kusus dalam melakukan penelitian.
9.
Karateristik PTK adalah
:
·
Mengkaji permasalah
situasional dan kontekstual.
·
Adanya tindakan.
·
Adanya evaluasi
terhadap tindakan.
·
Pengkajian terhadp
tindakan.
·
Adanya krjasama.
·
Adanya refleksi.
10.
Siklus dalam PTK yaitu
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam membuat PTK dan tipa-tiap
siklus terdiri atas empat langkah, yaitu (a) perencanaan (planning), (b)
tindakan (action), (c) observasi (observation), dan (d) refleksi ( reflektive).
11.
Jika hasil analisis
belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan maka dilakukan tindakan
perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau
menyusun tindakan baru untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan demikian
muncullah siklus kedua pada PTK yang dilasanakan pada siklus kedua, akan
mengikuti langkahlangkah seperti pada siklus pertama, hanya mungkin tindakan
berbeda.
12.
Jika terdapat masalah
dalam proses refleksi, maka dilakukan proses pengkjian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
13.
Antara
menganalisis PTK dengan dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi
data, paparan data, dan penyimpilan. Reduksi data adalah proses penyerderhaaan
yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabtraksikanbdata mentah
menjadi informasi yang bermakna. Papara data adalah proses penampilan data
secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, refresentasi tabulasi
termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi
tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan
padat, tetapi memuat pengertian luas.
14.
Karena KTI merupakan
suatu karya yang selalu terkait dengan kawasan keilmuan, ditemukan dengan
metode ilmiah, dan ditulis dengan penulisan ilmiah. Dengan demikian seorang
guru harus bisa memahaminya supaya dapat melakukan penelitian dengan baik dalam
rangka meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya. Sehingga dapat memajukan dunia pendidikan.
15.
Ciri-ciri KTI :
· Materi
atau isi obyektif (umum), pengkajiannya sistematis procedural
· Cermat,
tepat, benar, kalimat tidak persuasive, tidak dilebih-lebihkan, menggunakan
bahasa baku di dukung teori / konseptual
16.
Yang tergolong KTI yaitu makalah, skripsi, tesis, disertasi,
proposal penelitian, laporan penelitian, buku dan artikel.
17. Perbedaan
struktur artikel hasil penelitian dan non penelitian
ü System
masika tanpa angka ataupun abjad, yang memuat antara lain judul, nama penulis,
sponsor, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, methode, hasil, pembahasan
kesimpulan dan saran serta daftara isi.
ü Struktur
artikel hasil penellitian non penelitian adalah menggunakan sistematika tanya
angka maupun abjad, dan memuat antara lain ; judul, nama penulis, abstrak dan
kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar rujukan.
18.
Biasanya bila artikel
di tulis dalam bahasa Indonesia, maka abstrak ditulis dalam bahasa inggris atau
sebaliknya
19.
Yang seharusnya ditulis dalam bagian
pembahasan suatu artikel hasil penelitian adalah :
ü Menjawab
masalah penelitian atau menunjukkan bagian tinjauan penellitian itu dicapai,
dengan cara menyimpulkan hasil secara eksplesit
ü Menafsirkan
temuan-temuan, dilakukan dengan logika dan teori-teori yang ada
ü Mengintregasikan
temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan
20.
Konsep PAIKEM adalah belajar secara efektif
dengan suasan yang menyenangkan. Dengan kata lain, suatu pembelajaran bermakna
yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan
antar informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang
telah dimilki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana
mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di
luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif
21.
Karena didalam
pembelajaran PAIKEM sistem pembelajarannya besifat aktif sehingga siswa sebagai
subjek bukan objek dalam belajar selain itu adanya kretifitas dalam
pembelajaran yang bersifat inovatif dengan efektivitas yang bermakna bagi siswa
dalam suasana belajar yang menyenangkan.
22.
Karena dalam
kontruktivisme menekankan pada belajar autetik, yaitu proses interaksi
seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar
mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks
itu dengan kondisi nyata atau kontekstual sehingga membuat belajar akan lebih
bermakna. Dan belajar akan lebih bermakna apabila siswa bekerja/mengalami,
menemukan dan membangun sendiri (mengkontruksi) pengetahuan dan keterampilan
barunya, seperti siwa yan aktif belajar bukan guruya yang aktif mengajar
23.
Dalam permendiknas No
41 tahun 2007 tentang Standar Proses dikatakan bahwa perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menuai
identitas mata pelajaran Standar kompetensi (SK) Kompetensi dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu metode pembelajaran kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan
sumber belajar.RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai KD dan Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP.
24.
Rpp paikkem
25.
Pendidikan karakter
merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.
26.
Karena pada dasarya
kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta
didik mengenal, menyadari/peduli, menginternalisasi nilai-nilai, dan
menjadikannya perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
27.
Cara mengintegrasikan
pendidikan karakter kepada para siswa dengan pengenalan nilai-nilai, fasilitasi
diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian
nilai-nilai kedalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses
pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua
mata pelajaran.
28.
Cara mengakses
pendidikan karakter yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang
berkarakter melalui program pembiasaan-pembiasaan yang bernilai karakter dalam
lingkungan belajar tersebut secara kontinyu. Dengan demikian karakter akan
terbentuk dengan sendirinya.
29.
Belum terkarakternya
pendidikan karakter bagi siswa, hal ini disebabkan belum dibiasakannya
nilai-nilai karakter itu dalam lingkungan belajar oleh stokholder pemangku
kepentingan belajar.
30.
Karena prinsip
assessment harus valid, obyektif, adil,terbuka, bermakna dan mendalam. Valid
benar-benar sesuai dengan kenyataan tidak menimbulkan penafsiran lain, nilai
yang diperoleh sesuai dengan patokan yang telah ditetapkan, soal yang dibuat
berupa soal yang mengarah pada analisa dan mempunyai kesan yang baik bagi
pengalaman siswa, soal yang dijawab murid bersifat melatih murid untuk menjawab
jawaban yang kritis.
31.
Mendesain untuk lebih
menggiatkan para siswa agar mampu menguasai dan mendemonstrasikan pengalaman
belajar yang bobotnya sama seperti yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, dan
bahkan Feley and Janikoun (1996) menegaskan bahwa proses pembelajaran yang akan
dating tidak akan direncanakan dengan baik bila pendidik tidak menggunakan
authentic assessment.
32.
Method test bersifat
formal dan non formal, test formal apabila dalam suatu kali tatap muka di kelas
seluruhnya untuk kegiatan penyelenggarakan test, sebagai indirect assesmen
(test non formal) assesmen yang bersifat tidak langsung, sedangkan test non
formal adalah test yang dilaksanakan secara integrasi dengan pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Bersifat kuantitatif yang ineterprestasi mengarah pada
benar dan salah. Method non test bersifat kualitatif, sehingga interprestasi
mengarah pada aspek psycologis dan aspek lainnya.
33.
Rubric adalah alat
scoring yang memuat criteria suatu pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja
seseorang. Tujuannya dibuat pedoman penskoran adalah agar diperoleh penilaian
yang benar-benar obyektif (rehabilitas, adil, dan kebenaran penilaian). Rubrik
memuat tentang dimensi, definisi, dan contoh dimensi skala penilaian dan
standart untuk kategori kinerja, masingmasing unsure ini harus ditetapkan lebih
dahulu agar di peroleh suatu penilaian yang benar benar obyektif.
34.
Karena prinsip
assessment harus valid, obyektif, adil, terbuka, bermakna dan mendalam. Valid
benar-benar sesuai dengan kenyataan tidak menimbulkan penafsiran lain, nilai
yang diperoleh sesuai dengan patokan yang telah ditetapkan, soal yang dibuat
berupa soal yang mengarah pada analisa dan mempunyai kesan yang baik bagi
pengalaman siswa, soal yang dijawab murid bersifat melatih murid untuk menjawab
jawaban yang kritis.
35.
Konsep penilaian, pengukuran dan assesment
ü Konsep
pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah
membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerakan
angka menurut sistem aturan tertentu (Kerlinger, 1996:687).
ü Konsep
penilaian
Penilaian merupakan istilah yang
umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta
didik atau kelompok.
ü Konsep
assesment
Menyatakan bahwa asesmen sudah
seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang
terpisahkan.
36.
Dengan melakukan proses
penilaian perilaku kinerja siswa secara multidimensional pada situasi nyata.
Penting untuk menggunakan strategi penilaian dan evaluasi yang konsisten tidak
hanya dengan tujuan pembelajaran suatu pelajaran tertentu melainkan juga dengan
model pengajaran tertentu yang sedang digunakan. Sebagai misal, jika seorang
guru sedang menggunakan pengajaran langsung untuk mengajarkan suatu
keterampilan tertentu, maka diperlukan tes kinerja untuk mengukur ketuntasan
keterampilan itu dan memberikan umpan-balik korektif.
37.
Sesuai kamus yang
dikeluarkan oleh Microsoft Encarta 2006, evaluasi merupakan kata serapan
evaluation. Evaluation merupakan kata benda yang menjelaskan assessment dari
nilai atau statemen dari sebuah nilai. Sebagai assesment dari sebuah nilai,
evaluasi berarti tidakan seseorang untuk menetapkan sesuatu seperti kualitas,
tingkat kepentingan, kondisi dll. Sebagai statement dari sebuah nilai, evaluasi
dapat berupa perkataan atau tulisan yang mengungkapkan sebuah nilai tertentu
seperti kualitas, tingkat kepentingan, kondisi dll Pengertian evaluasi melekat
pada tindakan atau objek evaluasi. Pengertian evaluasi dapat berberda karena
kepentingan evaluasi. Pada Pengembangan Web Pembelajaran (Desain Pembelajaran
Berbasis Web), evaluasi diartikan oleh gayle dan karen sebagai sebuah dasar
tindakan yang dibutuhkan untuk melakukan pembenahan terhadap Desain
Pembelajaran Berbasis Web. Evaluasi pada Desain Pembelajaran Berbasis Web
tersebut merupakan pembenahan terhadap desain web, metode pengembangan, hingga
implementasi web. Evalusi dalam ranah teknologi pembelajaran merupakan proyeksi
domain atau kawasan penilaian. Pada kawasan penilaian tersebut diuraikan dengan
sub domain : 1). Analisis Masalah; 2). Pengukuran Beracukan Patokan; 3).
Penilaian Formatif; 4). Penilaian Sumatif Penilaian sendiri memiliki pengertian
kawasan ini menempati pengertian yang luas.
38.
Strategi Belajar Tuntas
(Mastery Learning), Strategi belajar tuntas adalah suatu strategi pengajaran
yang di individualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok.
39.
Hal Yang Harus
Dipertimbangkan Dalam Mengembangkan Instrumen Asesment :
ü Teknik
Asesmen- Penilaian Diri (self assessment), harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;dapat mendorong, membiasakan, dan
melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur
dan objektif dalam melakukan penilaian.
ü Penilaian
Diri (self assessment) dalam pendidikan karakter, Penilaian diri adalah suatu
teknik penilaian yang meminta mahasiswa menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
Penilaian diri tepat digunakan untuk melakukan penilaian yang sifatnyaTeknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor.
ü Teknik
Asesmen-Penilaian Sikap, Penilaian Sikap PengertianSikap bermula dari perasaan
(suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
ü Teknik
Asesmen-Penilaian Tertulis, Penilaian TertulisPengertian Tes Tertulis merupakan
tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.
40. Item
tes esay untuk aspek analisis, evaluasi dan kreatif
a. Item tes esay untuk aspek evaluasi
Sejauh mana ruang lingkup dan urutan pokok
bahasan/sub-¬sub pokok/topik telah disampaikan dan diserap oleh siswa
b. Item tes esay untuk aspek kreatif
Bacalah wacana berikut dengan saksama!
Bendungan di Desa Jatirogo ini tidak ada duanya di
Indonesia. Tubuh bendungan tersebut dari bantalan karet berisi air. Karena
terbuat dari karet, tinggi permukaannya bisa diatur secara fleksibel. Bila
terjadi banjir, bantalan karet itu dikempiskan. Dan air bah lancar mengalir ke
laut. Sebaliknya, bila volume air sungai mengecil, tubuh bendungan diisi penuh,
sehingga tingginya mencapai 3 m. Sungai terbendung dan airnya dimanfaatkan
sebagai air minum dan irigasi. Pada saat yang sama, air pasang dari laut akan
terhambat dan tak mencemari sungai yang menjadi sumber utama air tawar
masyarakat di sekitar sungai.
Simpulan isi wacana di atas adalah…
1.
Bendungan dari bantalan karet dapat membendung sungai.
2.
Bendungan dari bantalan karet sangat bermanfaat.
3.
Bendungan dari bantalan karet dapat mengalirkan air.
4. Pemanfaatan
air melalui bendungan bantalan karet.
5.
Bendungan bantalan karet dapat diisi dengan air.
41. lembar
observasi
42. Sebelum
melaksanakan pemilihan bahan ajar atau media, terlebih dahulu perlu diketahui
kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti
bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak
dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan
ajar yang benarbenar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk
pada standar kompetensi.
43. Memilih
media sama pentingnya memilih metode yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu dalam memilih media diperlukan berbagai pertimbangan,
yaitu dapat memenuhi kebutuhan belajar, dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan sesuai dengan obyek yang dipelajari. Hal ini tentunya tidak terlepas
dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada
dan mengingat kemampuan serta sifat-sifat media yang bersangkutan.
44. Kegiatan
belajar mengajar adalah suatu kodisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna
membelajarkan anak didiknya, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
anak didik. Kesatuan atau perpaduan kedua unsur ini maka lahirlah interaksi
yang edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut
Surya (2004: 7) “pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh sesuatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan
sebgai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian
yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan
ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere,
domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan
keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam
literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari
unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan yang ada di sekitar anak- anak kita merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan
yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini
tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk
kepentingan pendidikan.
45. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. matang.
Ada beberapa kelemahan guru dalam media pemlajaran
yang berkaitang dengan perkembangan koknitif anak yaitu :
ü Guru
tidak meneliti, apakah isi yang dikomunikasikan oleh media itu berguna dan
penting bagi perkembangan anak.
ü Guru
tidak menelaa media yang diberikan tersebut memberikan atau dapat menpencapaian
tujuan belajar.
ü Guru
tidak menyajikan bahan yang disajikan dapat mengakibatkan timbulnya gairah
dalam pengalaman, belajar ataupun berfikir anak.
ü Isi
bahan disajikan tidak cukup hanya dengan konsep dan saling berhubungan.
ü Bahan
itu tidak tepat.
ü Isi
bahan mengandung selera yang tidak baik.
ü Media
yang di pilih dapat mempersulit dalam pembelajaran.
46. Karena
media pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar
mengajar berfungsi untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa
manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
47. Pentingnya
memahami pengertian kompetens guru karena Pendidikan di Indonesia pada saat ini
bisa dikatakan masih tertinggal jauh dengan Negara- Negara lain yang sedang
berkembang, guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan
tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru
seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan
peserta didik secara utuh. Guru yang kita kenali, mempunyai kedudukan yang
khusus dalam masyarakat. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak
mewarnai kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang
48. a.
Secara etimologi
Kompetensi
berasal dari bahasa inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan
wewenang. Jadi Kompetensi adalah Pemilikan pengetahuan, keterampilan, kecakapan
atau kemampuan sebagai seorang guru dalam menentukan atau memutuskan sesuatu
berdasarkan kekuasaan yang dimilikinya agar proses pembelajaran dapat berjalan
baik., “Kompetensi dalam proses interaksi belajar mengajar dapat pula menjadi
alat motivasi ekstrinsik, guna memberikan dorongan dari luar diri siswa”
b.
Secara terminology
Pengertian Kompetensi menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut : Majid (2005:6), menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh
setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam
menjalankan fungsinya sebagai guru.
49.
Pengertian Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus
dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai dan
diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas
yang disebut sebagai pengajaran.
50.
Jenis-jenis kompetensi
guru profesional
·
Kompetensi Kepribadian
·
Kompetensi Pedagogik
·
Kompetensi Profesional
·
Kompetensi Sosial
51.
Jenis-jenis kompetensi
guru profesional
1. Kompetensi Kepribadian
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan
stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan
memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Memiliki kepribadian yang dewasa.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c. Memiliki kepribadian yang arif.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi
teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
a. Memahami peserta didik. Subkompetensi
ini memiliki indikator esensial: memamahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi bekal-ajar
awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidik-an untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi
ini memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran. Subkompe-tensi ini memiliki indikator esensial: melaksanakan
evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara
umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan
berbagai potensi nonakademik.
3. Kompetensi Profesional
a. Menguasai substansi keilmuan yang
terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang
studi.
4. Kompetensi Sosial
a.
Mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar
52. Kode
etik adalah suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan
dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Salah satu contoh tertua adalah “Sumpah Hipokrates” yang dipandang sebagai kode
etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang
digelari ”Bapak Ilmu Kedokteran”.
Contoh
penerapan kode etik pada bidang profesi guru :
“Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik
seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang Pancasila”. Inilah
bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah “berbakti membimbing” yang
artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa
paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis.
Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan Pancasila harus
seutuhnya tanpa pamrih.
53. Baik,
pertama-tama disini ada satu hal yang ingin saya luruskan yaitu bahwa untuk
memahami, menghargai dan memaknai suatu hal terutama mengenai profesi /
pekerjaan tidak cukup jika hanya dengan motivasi imbalan uang yang diterima
atau bermodalkan pengetahuan dan dalam hal ini keterampilan mengajar, melainkan
lebih penting dari kedua hal tersebut yaitu adalah keyakinan positif tentang
profesi itu sendiri. Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia dan secara
khusus kualitas guru-guru di Indonesia adalah sebuah komulasi dari hasil
pikiran masyarakat Indonesia tentang pendidikan dan kualitas guru itu sendiri.
Bahkan bisa saja guru-guru sendiri memiliki kontribusi terbesar dalam
mewujudkan kondisi seperti ini yakni dengan pikiran-pikiran negatip mereka.
54. Setiap kali kita mengharapkan sesuatu
pekerjaan dilakukan dengan baik, apakah itu di rumah sakit, di pasar, di
penjara, atau di panti pijat, kita berbicara tentang perlunya perilaku yang
profesional. Di dalam arti kata itu terkandung makna bahwa perilaku itu
didasarkan atas pengertian yang benar mengenai hal yang harus dilaksanakan, dan
pengertian itu dilengkapi dengan kemahiran yang tinggi. Tindakan yang lahir
dari gabungan kedua sifat itu, mencerminkan lebih kurang tingkat
profesionalisme yang diharapkan dimiliki seseorang.
55. Prioritas
Kerja Profesi Guru adalah makalah yang berkaitan dengan proritas kerja guru
dimana guru itu harus bekerja sesuai dengan profesinya, karena sebagian guru
tidak menerapkan dengan sepenuhnya apa profesi guru yang sebenarnya, Profesi dalam pengertian yang lebih luas
yaitu kegiatan untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu.
Ijin copy gan jawaban soal final profesi keguruan. makasih :D
ReplyDelete