PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Selama
ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam
membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan
antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.
Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraph dengan baik dan benar
sesuai dengan kaedahnya.
1.2
Batasan Masalah
1.
mengetahui pengertian paragraph
2.
Syarat-syarat dalam membuat suatu
paragraph
3.
3.pembagian paragraph menurut jenisnya
4.
mengembangkan suatu paragraph
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui syarat-syarat
yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraph. Dapat mengetahui
macam-macam paragraf dan dapat mengembangkan suatu paragraph dengan baik dan
benar.Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat melatih kita dalam membuat
suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu
paragraph.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin
terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin
juga lebih dari dua buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf
:
“Sampah selamanya selalu memusingkan.
Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya
dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan
sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung,
penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena
masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air
dan banjir. Selama pengumpulan pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan
sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi
masalah”.
Paragraf
ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh
sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok
permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan
lain mungkin kita menjumpai topik paragraf,
seperti:
a.
peranan bahasa dalam kehidupan;
b.
penyebab kebakaran hutan:
c.
manfaat koperasi;
d.
Tragedi Semanggi;
e.
kehidupan di ruang angkasa;
f.
Trisakti sebagai karnpus reformasi.
Topik
paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam
paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi
topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang
disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang
menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.
2.2. Syarat-Syarat
Paragraf
Paragraf
yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan
paragraf.
a) Kesatuan Paragraf
Dalam
sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak
ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada
kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak
berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari
paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng
sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai
pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga
Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota
Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan
selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu
medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh
ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang
pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam
paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab
itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan Paragraf
Kepaduan
paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat
dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada
kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan
Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi
padu digunakan pengait paragraf, berupa :
1)
Ungkapan penghubung transisi,
2)
Kata ganti, atau
3)
Kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan).
Ungkapan pengait antar
kalimat dapat berupa penghubung/transisi.
1.) Beberapa Kata
Transisi
1.
Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambah pula,
di samping itu, lalu,
berikutnya,demikian pula, begitu juga, di samping itu, lagi pula.
2.
Hubungan pertentangan : akan tetapi,
namun, bagaimanapun, walaupun demikian,
sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
3.
Hubungan perbandingan : sama dengan itu,
dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
Itu.
4.
Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi,
akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab
itu
5.
Hubungan tujua : untuk itu, untuk maksud itu
6.
Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya,
pada umumnya, dengan kata
lain,Sebagai simpulan.
7.
Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah
itu, beberapa saat kemudian
8.
Hubungan tempat : berdekatan dengan itu
Paragraf
di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa
ungkapan penghubung transisi.
Belum
ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para
pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham
yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat
pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG)
dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat
ke tingkat 101,828 persen
Dengan
dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan
bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan
kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
2) Kata Ganti
Ungkapan pengait
paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti
yang lain.
(1) Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu
kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak menggunakan kata ganti orang.
Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang
berkali-kali. Kata ganti yang.dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata
ganti orang pertama), engau,kau, kamu, mu,kamu sekalian (kata ganti orang
kedua),’ dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga). Hal ini
dapat kita lihat pada contoh berikut ini.
Rizal, Rustam, dan
Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah
menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka
merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka
menghubungi saya dan mengajak bekerja sarna, yaitu saya diminta menyediakan
tempatnya karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya
strategis, Saya menyetujui permintaan mereka.
Kata mereka dipakai
sebagai pengganti kata Rizal, Rustam, dan Cahyo agar nama orang tidak
disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang
berkali-kali dalam satu Paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan
keutuhan paragraf. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
Hajjah Utamiwati adalah
ketua majelis taklim di desa ini. Rumah Hajjah Utamiwati terletak dekat masjid
Nurul Ittihad.
Pengulangan Hajjah
Utamiwati akan menimbulkan kesan kekurang paduan dua kalimat itu. Kesannya akan
lain jika kalimat itu diubah sebagai berikut.
Hajjah Utamiwati adalah
ketua majelis taklim di desa ini. Rumahnya terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Bentuk -nya dalam
kalimat di atas adalah bentuk singkat kata ganti orang ketiga, yaitu Hajjah
Utamiwati. Dengan demikian, kepadu kalimat-kalimat itu dapat kita rasakan.
Penggunaan kata ganti
orang ketiga tunggal, beliau, dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
Ibu Sud adalah pencipta
lagu empat zaman yang sangat produktif. Beliau telah menciptakan tidak kurang
dari dua ratus buah lagu.
Semua kata ganti orang
hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan.
Kalirnat berikut itu memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan dari subjek
kalimat. Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
Pada tahun yang lalu
India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan negara lain.
Sudah dikatakan bahwa
kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang
dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk -nya merupakan pengecualian. Bentuk
-nya tidak hanya menggantikan nama orang dan hal yang dipersonifikasikan,
tetapi juga menggantikan benda-benda yang tidak bemyawa.Hal ini dapat dilihat
pada kalimat berikut :
Sepatu saya sudah
rusak. Saya harus segera menggantinya.
Kain bahan celana ini
pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.
Dalam masalah pemakaian
kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada tempatnya yang
tepat.
1)Buku Sutan Takdir
Alisjahbana banyak sekali.Beliau adalah budayawan yang sangat disegani.(Salah)
1 a) Sutan Takdir
Alisjahbana mengarang buku banyak sekali. Beliau adalah budayawan yang sangat
disegani. (Betul)
2) Hutan-hutan di
Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mementingkan diri sendiri.(Salah)
2 a) Orang-orang yang
tidak bertanggung jawab menebangi hutan-hutan di Indonesia habis-habisan.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri. (Betul)
3) Di mana-mana pabrik
didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa masalah
pengangguran telah teratasi. (Salah)
3 a) Di mana-mana
konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa
rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
(2) Kata Ganti yang
Lain
Kata ganti lain yang
digunakan dalam meneiptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu,
demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagaia. Perhatikan
contoh berikut .
ltu asrama mereka.
Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar
sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.
(3) Kata Kunci
Di samping itu,
ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata
sampah pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu
dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
2.3
Pembagian Paragraf menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan
(komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi
jenisnya.
1) Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan
pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul
kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaea, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini
ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal.
2) Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang
ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir
sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok
pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan
inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan
paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu
dapat dikembangkan dengan eara ekspositoris, dengan eara deskriptif, dengan
eara naratif, atau dengan eara argumentatif yang akan dibiearakan pada
halaman-halaman selanjutnya.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah
paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang
lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan
semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
2.4.
Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai
dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan
mesin ketik atau kira-kira dua sentirneter. Dengan demikian, para pembaca mudah
dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat
permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias
kiri. Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu
dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
2.5.
Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur
sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari
sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
Kalimat-kalimar di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang,
kait-berkait satu
dengan yang lainnya.
Kalimat topik adalah
kalimat yang berisi topik yang dibiearakan pengarang. Pengarang meletakkan inti
maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik paragraf
adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat
utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik,
paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat
umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja.
Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat
yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
Perhatikan paragraf
berikut
Penduduk Tegal,
umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang
akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan
oleh ledakan penduduk Tegal terlalu besar sehingga daerah pertanian yang
relatif tidak bertambah hasilnya itu tidak dapat menampung perkembangan
penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh lebih besar daripada perkembangan
daerah pertanian yang ada di situ.
Kalau kita lihat
paragraf di atas, kalimat yang paling umum’ sifatnya ialah kalimat pertama,
yaitu “Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi
karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan
penduduk.” Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang
fungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.
Kalau kalimat dalam
paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman kalimat
pertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambahkan itu berbunyi
”tidak dapat dimungkiri
bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dapat
menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang.”
Kalimat yang terakhir
ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat terakhir ini
ditambahkan pada paragraf itu, kalimat terkahir ini akan menjadi kalimat utama.
Kalau kita melihat
perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa
sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu
berada di awal paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat
topik) terletak di akhir paragraf.
2.6
Paragraf Deduktif Dan Induktif
Paragraf adalah susuna
dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dan
didalamnya terdapat gagasan utama.
Paragaraf deduktif dan
Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasan
utamanya.
1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif
adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi
dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan
pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
Contoh:
Pada tahun 2008
kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya
hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%.
Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah
banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun.
Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif
adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat
penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan
pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Setiap hari Abo selalu
pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar
pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan
gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart
wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
2.7
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
mencakup dua hal:
Kemampuan memerinci
secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
Kemampuan mengurutkan
gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Argumentasi adalah
salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan
tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi
dapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan
contoh, analogi, dan sebab akibat
Eksposisi adalah salah
satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis
dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya
penulisan yang singkat, akurat, dan padat
Contoh-contoh tulisan
eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan
Narasi adalah salah
satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dimana rangkaian
peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Narasi:
Kubuka
peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat
pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam
istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat,
aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Eksposisi:
Sampai
hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini
terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan.
Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya
dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa
beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini
menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
Argumentasi
Mempertahankan
kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama
tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal
kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah
itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga
kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karangan
yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat
yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph /
alinea. Untuk dapat membuat suatu paragraph yang baik harus memiliki dua
ketentuan yakni kesatuan paragraph dan kepaduan paragraph.
Pengembangan
paragraf mencakup dua hal:
a.
Kemampuan memerinci secara maksimal
gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
b.
Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan
bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Saran
Mahasiswa
di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.Karena
dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu
paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut
suatu paragraf.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan
Tasai, S.Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademi Pressindo.
pportL� X,] < H \ �^ le='font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:
"Times New Roman"'>7)
Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara.
8)
Menemukan
suatu kelompok yang serasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Resume Buku Dr.
Iskandar, M. Pd Psikologi Pendidikan
0 comments:
Post a Comment