01/09/2014

SKRIPSI. Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diriAsia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
"Pencak Silat adalah hasilbudayamanusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu, di berbagai daerah di Provinsi Aceh juga banyak yang telah mengembangkat atletik selat selain untuk meningkatkan kebugaran tubuh juga sebagai mengembangkan olahraga, sebagai kelompok juga sudah di kembangkan di kabupaten daerah pesisir barat Aceh seperti yang terdapat di daerah Aceh Barat Daya.
            Dalam penelitian ini penulis melaksanakan penelitian tentang hubungan otot dengan tendangan pada siswa SMP Negeri Aceh Barat Daya, dengan keadaan yang ada, penulis melihat banyak para atlit yang masih belum memahami tentang kemampuan dalam melatih baik dalam kemampuan daya tahan oto tungkai dengan kemampuan tendangan sabit.
Dari uraian penelusuran yang ada maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berkenaan dengan “Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya”.
1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya?
1.3  Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya.
1.4  Manfaat penelitian
1.4.1    Manfaat Teoritis
Adapun yang menjadi manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah
a.       Sebagai wahana memperdalam ilmu keolahragaan dalam cabang olahraga  atletik khususnya pada atlet silat
b.      Sebagai upaya meningkatkan pembelajaran diri dalam memadukan konsep yang baik secara teori maupun praktik dari hasil selamamelakukan  penelitian.
1.4.2    Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

a.      Hasil penelitian diharapkan dijadikan sebagai masukan bagi sekolah dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran sepak bola melalui berbagai strategi yang dilakukan oleh guru.
b.      Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang baik
1.5  Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah anggapan terhadap suatu masalah yang sebenarnya tidak perlu dibuktikan lagi. Anggapan ini menjadi titik pangkal dalam usaha melakukan penelitian. Arikunto (2003:37) menyatakan “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya”. Adapun angggapan dasar dalam penelitian ini adalah: hubungan daya tahan otot tungkai dan tendanganan sabit.
1.6   Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan anggapan dasar di atas, penulis merasa pelu merumuskan suatu pertanyaan penelitian, yaitu sebagai petunjuk untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap penelitian yang sedang diteliti kebenarannya yang membutuhkan penyelidikan dan penelitian (Arikunto, 2006:65). Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: sejauh mana hubungan daya tahan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada siswa smp negeri 2 manggeng aceh barat daya
1.7. Definisi Operasional
1.7.1  Otot Tungkai
Pengertian power otot tungkai menurut M. Furqon H. dan Muchsin Doewes (2002:9) menjelaskan bahwa power diartikan sebagai kekuatan dan frekuensi atau kekuatan yang terbagi dengan waktu, maka beban lebih resistif dan temporal harus diberikan. Pada latihan-latihanpeningkatan power (pliometrik), beban lebih resistifnya berupa perubahan arah yang cepat pada suatu anggota tubuh atau seluruh tubuh, seperti mengatasi gaya akibat terjatuh, naik anak tangga, terpental, meloncat, melangkah lebar atau melompat. Beban lebih temporal dapat dilakukan dengan berkonsentrasi pada pelaksanaan gerakan secepat dan seintensif mungkin.
1.7.2 Pencak Silat
Pencak Silat adalah seni beladiri dan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki serta mempertahankan kebudayaan. Pencak Silat merupakan salah satu hasil budaya masyarakat rumpun melayu yang tumbuh dan berkembang dengan pesat dari jaman ke jaman. Ditinjau dari falsafah dan nilai-nilainya, pencak silat merupakan cermin dari rumpun melayu. Pada awalnya Pencak Silat hanya sebagai alat untuk membela diri dari serangan dan berbagai ancaman. Seiring perkembangan jaman kini Pencak Silat tidak hanya sebagai alat untuk membela diri namuna Pencak Silat digunakan sebagai sarana olahraga dan sarana untuk mencurahkan kecintaan pada aspek keindahan (estetika), dan alat pendidikan mental serta rokhani ( Agung Nugroho, 2004: 15

FILE LENGKAP HUBUNGI :
CP                   : 0823 – 6120 – 9850
EMAIL           : SUSUKALENG31@GMAIL.COM

0 comments:

Post a Comment