BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin
banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan,
kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan
membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah
didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang
diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang
membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang
terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang
akan datang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca.
Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan,
bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia
akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika
siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan
maksimal.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca
bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata.
Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu
memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang
dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa
yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca
sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan
reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu
korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.
Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam
menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan
dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.
Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa
pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan1.
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan
berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :
a.
Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening
Skills)
b.
Keterampilan berbicara (Speaking Skills)
c.
Keterampilan membaca (Reading Skills)
d.
Keterampilan Menulis (Writing Skills)2
Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki
keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang
bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di
katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak
secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan
belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai
dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata
bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar menulis huruf,
kata, dan kalimat.
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan
proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan,
“bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni
mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi
hal yang menyenangkan bagi siswa.
Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan,
semangat, dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi
bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang
mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.
Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang
berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca,
khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah kecepatan
membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan3.
Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan
kemampuan membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), tidak bisa
dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini
harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil.
Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak.
Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi sedangkan
orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar
terbiasa membaca. Karena seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi
melakukan sesuatu kalau disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar
teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru
memiliki peran dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan
kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca
anak.
Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah
(UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan
pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan
sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil siswa dapat
menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca pemahaman untuk
menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya standar nilai
kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia khususnya untuk dapat mencapai
target nilai tersebut.
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian guna mengetahui bagaimana kebiasaan membaca dan pemahaman siswa di
Sekolah Menengah Tingkat Atas. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi ini
dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun
masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Bagaimana kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Taman
Islam Cibungbulang Bogor ?
b.
Hal apa saja yang dapat menghambat kebiasaan membaca siswa
kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?
c.
Hal apa yang dapat menunjang kebiasaan membaca siswa
kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?
d.
Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI
SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor
e.
Adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah
dalam penelitian ini dibatasi menjadi :
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada
“Korelasi
antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA
Taman Islam Cibungbulang Bogor”.
D. Perumusan Masalah
Setelah
dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah dirumuskan menjadi :
Adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa, guru
bahasa indonesia, orang tua, dan penulis sendiri khususnya dalam membentuk dan
meningkatkan kebiasaan membaca agar terbentuk budaya baca di masyarakat dengan
harapan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
BAB
II
KERANGKA
TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
Guna mengkaji lebih dalam lagi tentang judul skripsi
ini, maka perlu di ketengahkan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas. Untuk itu penulis mengambil beberapa pendapat dan pikiran
pokok para ahli, yang kemudian dijadikan acuan guna menunjang penelitian ini.
1. Membaca
a.
Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada
keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.
Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam
keterampilan membaca, yaitu:
1)
Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda
baca.
2)
Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan
unsur-unsur linguistik yang formal.
3)
Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.1
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami
benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain
yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang
tertulis.
Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis”2. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan
sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau
hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami,
dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada
halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan
berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang
dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi (a
recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis
yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi
yang bermakna. Membaca merupakan suatu
penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan
adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding
process).
Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut
dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk
menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang
menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului
kegiatan membaca.
Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah
menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau
diagram maupun dari kombinasi itu semua”3
Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas
yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah,
meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan
mengingat-ingat”4.
DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan
fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”5.
Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan
bahwa membaca adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran
membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap
ejaan biasa) menjadi membaca lisan.
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap
pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat
untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
b.
Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan
maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca
adalah sebagai berikut:
1) Membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
2)
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3)
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita (reading for sequence
or organization).
4)
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5)
Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
6)
Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
7)
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)6.
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau
fakta-fakta misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan
oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah
terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat
oleh sang tokoh.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk
mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang
terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan
merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti
menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka
itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas
yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan
misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk
menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu,
apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah
sebagai berikut:
1.
Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2.
Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3.
Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4.
Mengenali makna kata-kata.
5.
Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di
masyarakat sekitar.
6.
Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7.
Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di
seluruh dunia.
8.
Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9.
Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
10. Ingin
memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11. Ingin
mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu
istilah.7
c.
Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks
yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.
Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1)
Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:
a)
Pengenalan bentuk huruf
b)
Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase,
pola klausa, kalimat, dan lain-lain).
c)
Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
d)
Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2)
Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:
a)
Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,
retorikal).
b)
Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan
tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c)
Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.8
d.
Jenis-jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks,
mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang
kompleks merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu
terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya
jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu
membaca itu terbagi atas:
1)
Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a)
Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku
petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti
membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami
informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini
biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
b)
Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
(1)
Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut,
lidah, dan gigi.
(2)
Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan
fungsi tanda-tanda baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
(3)
Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang
jauh.
c)
Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak
dalam apresiasi sastra.
2)
Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam
hati, yang mencakupi:
a)
Membaca teliti.
b)
Membaca pemahaman.
c)
Membaca ide.
d)
Membaca kritis.
e)
Membaca telaah bahasa.
f)
Membaca skimming.
g)
Membaca cepat.
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu
pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca
inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi.
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari,
memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan
hanya mencari kesalahan.
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
a)
Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan
utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
b)
Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya
sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.
Membaca skimming
(sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok9.
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan
yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita,
tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita
perlukan10.
2. Membaca Pemahaman
a.
Pengertian Membaca Pemahaman
M. E. Suhendar berpendapat bahwa, “Membaca pemahaman
ialah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih
tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan
itu dibaca sampai selesai”11.
Sedangkan Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa,
“Membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar
atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi”12.
Untuk keterampilan pemahaman, hal yang paling tepat
digunakan adalah membaca dalam hati, yang dapat dibagi dalam:
1)
Membaca ekstensif yang berarti membaca secara luas
Membaca ekstensif mencakup:
a)
Membaca Survei
Yaitu membaca dengan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah
dengan jalan melihat judul yang terdapat dalam buku-buku yang ada hubungannya,
kemudian memeriksa atau meneliti bagan skema yang bersangkutan.
b)
Membaca Sekilas (Skimming)
Yaitu membaca yang membuat kita bergerak dengan cepat melihat,
memperlihatkan bahan tertulis untuk mencari arti, mendapatkan
informasi/penerangan.
c)
Membaca Dangkal
Yaitu membaca untuk memperoleh pemahaman yang tidak mendalam dari suatu
bacaan.
2)
Membaca Intensif yang berarti studi seksama telaah,
teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap
suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Membaca Intensif mencakup:
(1)
Membaca telaah isi yang mencakup:
(a)
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu
pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
(b)
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan
hanya mencari kesalahan.
(c)
Membaca ide yaitu membaca yang ingin mencari,
memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
(d)
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.
Oleh karena itu pembaca atau siswa dituntut untuk:
-
Memahami kata-kata yang dibacanya dan memahami arti
-
Mampu mengidentifikasi arti yang sudah dikenal dalam
konteks yang dibaca.
-
Mampu untuk menerka arti kata yang belum dikenal dalam
konteks yang dibaca.
-
Mampu menangkap ide pokok bacaan.
-
Mampu menangkap perincian.
-
Mampu memahami maksud penulis.
(2)
Membaca telaah bahasa, yang mencakup:
(a)
Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan
utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosakata.
(b)
Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya
sasta dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.
b.
Kemampuan Membaca
Menurut DP. Tampubolon yang dimaksud dengan kemampuan
membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan13.
Menurut Akhmad bahwa “Kemampuan membaca adalah
kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi cetak”14.
Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa “Kemampuan
membaca adalah kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis
dengan melisankan atau hanya dalam hati”15.
Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik
membaca efektif dan efisien. Membaca pemahaman dan efektif bukan berarti asal
membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada
yang diingat dan dipahami.
Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman
terhadap bacaan tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan
bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat. Biarkan bagian yang
kurang penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan.
c.
Teknik Pengajaran Membaca
1)
Lihat dan Baca
Teknik ini dapat berupa Fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata
mutiara, semboyan dan puisi pendek.
2)
Menyusun Kalimat
Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar menyusun kalimat. Teknik
pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat melibatkan keterampilan membaca
dan menulis.
3)
Menyempurnakan Paragraf
Suatu paragraf yang telah disusun oleh guru dihilangkan sebuah kata pada
setiap kalimat. Paragraf ini kemudian diberikan kepada guru untuk dibaca
kemudian mengisi kotak kosong dengan kata yang tepat.
4)
Mencari Kalimat Topik
Suatu bacaan yang panjang dalam suatu cerita dapat disingkat dengan
mengambil kalimat topik.
5)
Menceritakan Kembali
Melaui kegiatan ini siswa mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
telah diterimanya melalui suatu bacaan.
6)
Parafrase
Guru mempersiapkan bahan bacaan puisi bila perlu menerangkan makna
kata-kata puisi yang dianggap sukar, setelah itu siswa membaca kembali puisi
itu dengan teliti lalu mengekspresikan isinya dengan kata-kata sendiri.
7)
Melanjutkan Cerita
Guru memilih suatu cerita yang cocok untuk siswa, cerita tiu dihilangkan
sebagian. Bagian yang dihilangkan boleh permulaan cerita atau akhir cerita,
setelah siswa membawa cerita yang sebagian itu mereka ditugaskan melengkapi
cerita yang kemudian dibandingkan dengan cerita aslinya.
8)
Mempraktikkan Petunjuk
Membaca petunjuk sering kali kita praktikkan dalam hidup sehari-hari.
Obat yang kita beli selalui mengikuti petunjuk cara pemakaiannya. Radio yang
kita belipun ada petunjuk pengoperasiannya.
9)
Baca dan Terka
Kecermatan membaca dan menangkap isi dalam baca dan terka sangat
diperlukan. Tidak hanya isi yang tersurat kadang-kadang pun isi yang tersirat.
Beda yang tidak pernah disebutkan namanya secara ekplisit. Karena itu
diperlukan kejelian dan ketajaman pemahaman.
10) Membaca
Sekilas
Membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum dari sesuatu
bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca hanya kepada
butir-butir yang dibicarakan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari
intisari bahan bacaan.
11) Membaca
Sepintas
Dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara tepat. Informasinya
sudah ditentukan sebelumnya. Membaca sepintas walaupun cepat harus teliti dan
penuh kesiapan menangkap informasi.
12) SQ3R
Salah satu teknik pengajaran membaca yang digunakan dalam kelas 3 tinggi
ialah metode telaah tugas atau SQ3R. S adalah singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari Question, R1 adalah
singkatan dari Read, R2
adalah singkatan dari Ricite dan R3
adalah singkatan dari Review.
13) Individualize Intruction
Salah satu teknik pengajaran membaca yang tergolong maju dan modern ialah
Individualize Intruction. Prinsip
dasar yang mendasari teknik pengajaran ini adalah bahwa anak normal dapat
belajar membaca dan dapat mempunyai sikap cinta membaca.
d.
Metode Pengajaran Membaca
Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak dipengaruhi oleh materi,
tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain:
a)
Metode Ceramah
Penuturan bahan pengajaran secara lisan.
b)
Metode Diskusi
Yakni bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode ini
berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan keluarnya serta melatih
keterampilan berpikir murid secara kritis.
c)
Metode Pemberian Tugas
Yakni memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas yang berhubungan dengan pelajaran seperti
mengerjakan soal-soal.
d)
Metode Tanya Jawab
Yakni metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat terarah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa.
e)
Metode Sosio Drama atau Bermain Peran Dan lain-lain
Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan dengan jenis materi,
tujuan materi, tujuan dan situasi serta keterampilan guru yang menggunakannya.
Pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran membaca inilah yang
dinamakan teknik. Jadi teknik adalah operasional yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan pengajaran membaca.
f)
Metode Karyawisata
Mengajar dengan peragaan secara langsung berupa objek pelajaran yang
sesungguhnya, sehingga murid memperoleh gambaran langsung tentang apa yang
dipelajarinya.
g)
Metode Demontrasi dan Eksperimen
Mencoba mengusahakan agar para murid memperoleh pengertian lebih jelas
tentang suatu hal, misalnya dengan peragaan atau murid mencoba sendiri.
h)
Metode Drill
Metode mengajar dengan latihan-latihan.
e.
Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca,
diantaranya ialah:
1)
Faktor Eksternal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari luar anak didik,
meliputi:
a)
Lingkungan Keluarga
(1)
Perhatian orang tua terhadap minat baca anak masih
bersikap masa bodoh.
(2)
Kemampuan ekonomi orang tua yang rendah.
(3)
Perpustakaan rumah belum dibina karena terbentur
perekonomian yang tidak menunjang.
(4)
Kondisi orang tua dan keluarga masih bersikap
tradisional, yaitu lihat, dengar, dan ngomong.
b)
Lingkungan Sekolah
(1)
Kurangnya dorongan guru terhadap anak didik.
(2)
Kurangnya bahan bacaan yang bermutu tentang membaca,
baik substansi maupun metedologi membaca serta penataan perpustakaan sekolah
yang masih amburadul.
c)
Lingkungan Masyarakat
(1)
Suasana lingkungan sosial masyarakat yang tidak
kondusif (bising).
(2)
Teman sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang
negatif.
(3)
Media elektronik yang digunakan secara berlebihan dan
tidak pada tempatnya, seperti TV, radio, komputer dan sejenisnya.
2)
Faktor Internal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam diri anak
didik, meliputi:
a)
Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori,
prinsip, pengetahuan, informasi dan sebagainya.
b)
Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak
membutuhkannya.
c)
Belum tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”
f.
Mengembangkan Keterampilan Membaca
Tugas guru ialah membimbing dan membantu siswa untuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang seharusnya
dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan membaca.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki
keterampilan membaca ialah:
1)
Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara:
a)
Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata
dasar yang mendasar sama.
b)
Memperkenalkan imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran).
c)
Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau
hubungan kalimat.
d)
Menjelaskan arti suatu kata abstrak.
2)
Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur
kata, kalimat dan sebagai dan diberikan seperlunya.
3)
Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan,
sindiran, ungkapan, pepatah, pribahasa.
4)
Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu
paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman.
5)
Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang
terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil
dengan baik di informasikan kepada siswa tentang tujuan membaca itu, misalnya:
Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran pokok dan sebagainya.
Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru,
besar kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu
sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan membaca:
1)
Melatih kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana,
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Setiap paragraf, kelompok menentukan ide pokok.
b)
Setelah itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang
tepat.
c)
Setiap pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik
serta paragraf wacana tersebut.
d)
Setiap pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab
terakhir.
2)
Melatih kemampuan memahami bagian sebuah wacana,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Bahan bacaan ditentukan guru.
b)
Setiap kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang
terdapat pada bacaan untuk mempermudah digaris bawahi.
c)
Setelah itu pasangan membacakan hasil kerjanya,
kemudian dicocokkan dengan yang asli.
d)
Guru dan siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman
pada kunci jawaban.
3)
Melatih kemampuan mengenal kalimat yang tak ada
hubungannya dalam wacana. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Bahan bacaan ditentukan guru.
b)
Setiap pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat
yang salah (tidak berhubungan).
c)
Mendiskusikan.
d)
Diperiksa bersama hasil dari tiap-tiap kelompok,
dibicarakan kesalahan-kesalahan.
4)
Melatih kemampuan untuk kritis terhadap bacaan,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Setiap kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan
sebanyak-banyaknya mengenai isi bacaan.
b)
Setelah itu antara kelompok tukar pekerjaan dan
memberikan penilaian yang sebelumnya telah diarahkan oleh guru.
DP. Tampubolon mengatakan bahwa “Kemampuan membaca
ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi16.
Kemampuan membaca ditentukan oleh faktor-faktor pokok yang berikut:
1)
Kompetensi Kebahasaan
Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia ) secara keseluruhan,
terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta
ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.
2)
Kemampuan Mata
Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.
3)
Penentuan Informasi Fokus
Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai
membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.
4)
Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca
Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan
informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah baca pilih, baca
lompat, baca-layap, dan baca-tatap.
5)
Fleksibilitas Membaca
Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Yang
dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan
membaca, dan gaya
membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah
tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.
6)
Kebiasaan Membaca
Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca
yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal
dalam diri seseorang17.
Faktor kebiasaan membaca akan penulis kemukakan lebih lanjut lagi.
3. Kebiasaan Membaca
a.
Pengertian Kebiasaan Membaca
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat
fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan
bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan. Terbentuknya suatu
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu
adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama.
Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan membaca adalah
kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi
kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam
suatu masyarakat)18.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa
“apabila membaca buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan
terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan
kegemaran membaca”19.
b.
Kebiasaan Sejak Kecil
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal
kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus
membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui
apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara
struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata dengan seksama
pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan
kebiasaan berikut:
1)
Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2)
Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3)
Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata
demi kata20.
Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan
waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa.
c.
Membentuk Kebiasaan membaca Efisien
Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu
yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan kemauan serta motivasi
perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat oleh motivasi. Selain
itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan
bahkan menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk.
Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah
dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa
anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi minat yang baik
dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat
mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara).
d.
Usaha-usaha Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca
pada Anak
Banyak usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun usaha-usaha itu
memiliki sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat membaca,
bertujuan utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga untuk
mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat
membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan, melainkan
juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1)
Pengaruh dan Peranan Orang tua
Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas Sekolah-sekolah
Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kemajuan anak di
sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di rumah.
Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan penelitiannya bahwa
peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama pada
tingkat prasekolah dan SD, khususnya dalam membaca dan perkembangan bahasa.
Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan dengan:
a)
Mendorong perkembangan bahasa anak.
b)
Menjadi teladan dalam membaca.
c)
Membaca dan bercerita.
d)
Bermain dengan bacaan dan tulisan.
e)
Memanfaatkan sarana-sarana lingkungan21
Mendorong perkembangan bahasa anak dapat dilakukan
terutama melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara mendorong perkembangan
bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan, pengomentaran, dan responsi
dorongan.
Orang tua harus menjadi teladan bukan hanya dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca.
Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan
saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam
mengembangkan bahasa dan pikiran anak.
Bermain-main dengan bacaan dan tulisan menumbuhkan
minat dan kebiasaan membaca dan menulis dalam diri anak-anak.
Selain dari kegiatan-kegiatan di rumah dengan
memanfaatkan sarana-sarana yang ada, orang tua juga perlu memanfaatkan berbagai
sarana yang terdapat dalam lingkungan seperti toko buku, perpustakaan, kantor
pos, televisi (TV), plaza, dan toko swalayan, dan lain-lain.
2)
Membaca Dini
Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara terprogram (secara
formal) kepada anak prasekolah.
DP. Tampubolon mengemukakan ada empat keuntungan
mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar:
a)Belajar membaca dini memenuhi rasa
ingin tahu anak.
b)
Situasi akrab dan informal di rumah dan di kelompok
bermain (KB) atau taman kanak-kanak (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi
anak untuk belajar.
c)Anak-anak yang berusia dini pada
umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur.
d)
Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu
dengan mudah dan cepat22.
Bertitik tolak dari pengertian bahwa membaca adalah
kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, dan membaca dini
merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar, DP. Tampubolon
menyebutkan lima
prinsip pokok membaca dini, yaitu:
(a)
Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata,
frase-frase, dan kalimat-kalimat. Ini berarti bahwa bacaan itu harus mempunyai
makna yang dapat dipahami oleh anak.
(b)
Membaca terutama didasarkan pada kemampuan memahami
bahasa lisan, dan bukan pada kemampuan berbicara.
(c)
Mengajarkan membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan
seperti tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain, dan bukan mengajarkan logika
atau cara berpikir (walaupun membaca tidak terlepas dari proses berpikir).
Bahan-bahan pelajaran membaca dini haruslah yang berada dalam ruang lingkup
kemampuan bahasa dan berpikir anak.
(d)
Membaca tidak harus bergantung pada pengajaran menulis.
Ini berarti bahwa anak dapat diajar membaca, walaupun dia belum dapat menulis.
(e)
Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak.
Dari penjelasan di atas kiranya dapat dilihat bahwa
pengajaran membaca adalah bersifat individual. Program dan metode harus
disesuaikan dengan perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada dasarnya
orang tua atau guru KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan program
(bahan-bahan pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai dengan
perkembangan anak atau anak-anak yang bersangkutan.
B.
Kerangka
Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan
kerangka berpikir sebagai berikut:
Kebiasaan membaca adalah sebuah aktivitas membaca yang
dilakukan secara rutin oleh seseorang dan akan membentuk sebuah budaya baca.
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk
dapat memahami bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang akan
disampaikan oleh pengarang melalui bahan bacaan tersebut.
Kemampuan membaca adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk memahami isi suatu bacaan.
C.
Pengajuan
Hipotesis
1.
Hipotesis verbal
Hipotesis verbal dalam penelitian ini adalah:
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan
antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA
Taman Islam Cibungbulang Bogor.
H1 = Ada
korelasi positif yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor.
2.
Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
X =
Kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor
Y = Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI
Taman Islam Cibungbulang Bogor
XY = Hubungan antara kebiasaan membaca dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
XI Taman Islam Cibungbulang Bogor.
H0 = XY = 0
H1
= XY
≠ 0
H0 = Tidak ada korelasi positif yang signifikan
antara variabel XI dan variabel Y.
H1 = Ada
korelasi positif yang signifikan antara variabel XI dan variabel Y.
BAB
III
METODOLODI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor.
2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang diinginkan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca siswa
kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor.
b.
Untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor.
B. Metode Penelitian
Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah metode Analisis Korelasional. Metode ini digunakan untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa kelas XI SMA Taman
Islam Cibungbulang Bogor.
C. Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian[1].
Populasi siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor tahun ajaran
2006-2007 terdiri dari empat kelas, yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2,
XI IPS1, dan XI IPS 2. dengan jumlah siswa 166 orang.
Namun peneliti tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan,
melainkan hanya mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu
banyak.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti[2]. Adapun
sampel yang akan diteliti sejumlah 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik random sampling (acak). Random ini dilakukan dengan cara
pengundian.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan (Januari –
Maret 2007) di SMA Taman Islam yang terletak di Kecamatan Cibungbulang
Kabupaten Bogor .
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang penulis gunakan, yaitu :
a.
Variabel Bebas
Sebagai variabel bebasnya adalah kebiasaan membaca yang dilambangkan
dengan huruf X.
b.
Variabel Terikat
Sebagai variabel terikatnya adalah kemampuan membaca pemahaman yang
dilambangkan dengan huruf Y.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah tes, dan non tes. Tes dilakukan dengan memberikan
soal-soal isian yang berjumlah 10. Sedangkan untuk instrumen non tes dengan
memberikan angket/kuesioner tentang data kebiasaan membaca siswa.
Angket/Kuesioner yang diberikan berbentuk pilihan ganda, sebuah daftar pertanyaan
di mana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan
kebiasaan membacanya masing-masing dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dipilih (tes dan angket terlampir).
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari
dua sumber yakni data nilai angket kebiasaan membaca dari hasil pengisian
angket, dan nilai kemampuan membaca pemahaman dari hasil tes kemampuan membaca
pemahaman.
Penulis terlebih dahulu membagikan angket/kuesioner
tentang kebiasaan membaca yang berjumlah 10 pertanyaan kebiasaan membaca yang
berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D, atau E. Instrumen angket
kebiasaan membaca digunakan nilai/skor antara 2 sampai dengan 10. Skor 2 untuk
jawaban E, skor 4 untuk jawaban D, skor 6 untuk jawaban C, skor 8 untuk jawaban
B, dan skor 10 untuk jawaban A. Jadi masing-masing pilihan jawaban itu
dimaksudkan untuk melambangkan perbedaan kadar atau kualitas kebiasaan membaca
yang dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif.
Kemudian melakukan tes kemampuan membaca pemahaman
siswa dengan memberikan soal isian singkat dengan jumlah soal sepuluh. Dengan
kriteria penilaian setiap jawaban yang benar diberi nilai/skor sepuluh.
H. Teknik Analisis Data
Prosedur yang dilaksanakan dalam menganalisis data sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan dan pemberian nilai pada setiap angket dan
hasil tes.
b.
Untuk angket/kuesioner kebiasaan membaca diberi nilai
antara 2 sampai dengan 10.
c.
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman, setiap jawaban
yang benar diberi nilai sepuluh, jawaban yang mendekati benar diberi dinai 5,
dan yang salah diberi nilai nol
d.
Menghitung hasil nilai angket/kuesioner kebiasaan
membaca siswa yang dijadikan sampel dengan simbol X, X2, dan XY
e.
Menghitung hasil nilai kemampuan membaca pemahaman
siswa dengan menggunakan simbol Y, Y2, dan XY
f.
Menjumlahkan
hasil perkalian antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca
pemahaman
g.
Menghubungkan kedua nilai tersebut dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan pada
kedua variabel tersebut.
|
Keterangan :
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
X = Hasil kebiasaan membaca
siswa kelas X SMA Taman Islam
Cibungbulang
Bogor
Y =
Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Taman Islam Cibungbulang
Bogor
XY = Hasil kali dua variabel
antara X dan Y
N = Jumlah sampel penelitian
Tabel Product Moment
No
|
Nama Siswa
|
NILAI
|
X2
|
Y2
|
XY
|
|
Kebiasaan Membaca
(X)
|
Kemampuan membaca pemahaman
(Y)
|
|||||
Jumlah
|
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengumpulan Data
Berikut ini adalah data yang dikumpulkan penulis dari
dua sumber, yakni data nilai angket kebiasaan membaca dan nilai tes kemampuan
membaca pemahaman.
TABEL 1
JAWABAN ANGKET
KEBIASAAN MEMBACA
NO
|
NAMA SISWA
|
NOMOR SOAL
|
JUMLAH SKOR
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
3
5
4
5
4
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
4
|
4
5
5
5
3
3
5
5
3
5
1
3
2
4
4
5
5
5
5
5
3
4
5
5
3
5
3
4
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
2
2
4
5
5
5
1
5
5
3
5
5
|
3
3
5
4
3
5
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
4
4
5
5
4
3
3
3
3
5
4
4
3
3
3
3
4
3
4
5
3
3
4
3
4
2
3
2
3
2
3
|
4
5
2
5
4
5
4
1
3
3
2
4
5
4
4
4
1
1
5
5
5
5
5
4
1
5
2
3
4
1
5
1
1
1
5
5
1
5
5
2
5
5
3
5
1
5
5
5
2
3
|
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
3
5
4
4
5
3
1
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
4
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
5
|
3
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
3
5
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
|
3
3
4
4
3
1
1
3
3
5
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
1
3
2
2
4
4
2
2
3
2
4
2
4
2
3
2
3
5
2
2
3
3
2
3
3
4
|
2
5
4
4
4
1
2
5
4
5
2
2
4
4
2
4
2
4
1
2
5
1
4
3
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
2
2
2
3
4
5
3
3
2
3
2
4
3
|
4
3
4
5
3
3
4
3
5
3
4
4
5
5
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
5
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
4
4
|
5
5
5
3
5
3
2
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
3
5
5
3
5
3
5
5
3
5
4
5
5
3
3
3
3
3
5
3
5
5
5
4
5
4
5
3
3
4
5
5
5
|
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
|
4
5
5
5
4
5
5
5
1
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
3
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
|
4
1
1
5
3
1
5
5
1
3
2
2
4
3
4
2
4
2
3
4
3
4
5
1
3
1
2
4
5
2
2
2
5
3
5
4
5
3
3
3
3
3
3
3
5
4
3
3
5
1
|
5
1
2
5
4
5
4
4
1
5
2
3
4
3
5
2
3
5
3
4
1
2
5
5
3
3
2
5
5
2
2
5
4
3
3
4
5
3
3
3
3
3
4
5
3
4
3
3
5
4
|
4
1
5
3
5
4
5
1
3
2
2
3
3
4
2
1
2
3
3
4
3
4
1
2
3
2
4
5
2
2
3
4
3
3
2
3
3
4
1
3
4
4
4
5
3
3
3
4
1
|
4
2
1
5
1
5
4
4
1
3
2
3
4
4
3
5
4
2
3
2
4
3
1
1
2
5
3
4
4
5
3
4
5
2
4
3
5
4
2
5
2
4
4
5
4
2
4
3
3
5
|
4
4
2
4
4
3
5
5
3
5
4
3
5
4
3
4
4
2
3
3
3
5
5
5
3
4
5
4
5
5
3
5
4
4
5
5
5
3
1
5
3
3
5
4
5
2
4
4
5
5
|
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
5
4
3
3
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
3
5
5
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
5
3
|
3
3
4
3
4
3
4
4
2
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
5
5
3
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
|
75
70
73
87
69
72
74
82
60
83
67
59
82
81
75
74
69
69
73
74
73
71
81
74
64
75
65
64
90
76
69
68
75
65
77
75
74
74
71
65
70
79
76
75
67
69
70
69
81
74
|
J
U M L
A H
|
3.664
|
TABEL 2
HASIL TES KEMAMPAN MEMBACA PEMAHAMAN
NO
|
NAMA SISWA
|
NILAI
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
70
75
75
85
65
70
80
80
75
80
70
70
70
80
75
70
75
75
70
75
80
70
70
70
70
75
65
80
80
75
70
70
70
70
70
80
80
75
80
70
65
80
70
80
65
60
80
70
70
80
|
J
U M L
A H
|
3.670
|
B. Deskripsi Data
Setelah Penulis memperoleh data sampel penelitian
dalam hal kebiasaan membaca dan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Taman
Islam, Penulis dapat mengetahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa
tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 72,88. Begitu pula dengan data
kemampuan membaca pemahaman siswa tergolong tinggi dengan rata-rata skor 73,4.
C. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian Penulis olah
dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yakni :
rxy
Untuk memudahkan Penulis di dalam mengolah data
tersebut dan untuk mengetahui korelasi antara kebiasaan membaca dengan
kemampuan membaca pemahaman, maka Penulis membuat blanko penilaian sebagai
berikut :
TABEL 3
KORELASI KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
X2
|
Y2
|
XY
|
|
Kebiasaan
Membaca
(X)
|
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
(Y)
|
|||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
|
AD
FH
MA
ES
RD
HF
HM
SM
YS
HB
KF
EF
RM
RI
AY
AB
JJ
IS
HD
SA
MI
WY
RS
GP
AM
JH
WZ
RN
AW
SN
EA
SM
AI
TE
LP
NC
KO
NH
RY
EF
DT
IN
AS
FA
LK
SN
SE
KN
MM
ME
|
75
70
73
87
69
72
74
82
60
83
67
59
82
81
75
74
69
69
73
74
73
71
81
74
64
75
65
64
90
76
69
68
75
65
77
75
74
74
71
65
70
79
76
75
67
69
70
69
81
74
|
70
75
75
85
65
70
80
80
75
80
70
70
70
80
75
70
75
75
70
75
80
70
70
70
70
75
65
80
80
75
70
70
70
70
70
80
80
75
80
70
65
80
70
80
65
60
80
70
70
80
|
5.625
4.900
5.329
7.569
4.761
5.187
5.476
6.724
3.600
6.889
4.489
3.481
6.724
6.561
5.625
5.476
4.761
4.761
5.329
5.476
5.329
5.041
6.561
5.476
4.096
5.625
4.225
4.096
8.100
5.776
4.761
4.624
5.625
4.225
5.929
5.625
5.476
5.476
5.041
4.225
4.900
6.241
5.776
5.625
4.489
4.761
4.900
4.761
6.561
5.476
|
4.900
5.625
5.625
7.225
4.225
4.900
6.400
6.400
5.625
6.400
4.900
4.900
4.900
6.400
5.625
4.900
5.625
5.625
4.900
5.625
6.400
4.900
4.900
4.900
4.900
5.625
4.225
6.400
6.400
5.625
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
6.400
6.400
5.625
6.400
4.900
4.225
6.400
4.900
6.400
4.225
3.600
6.400
4.900
4.900
6.400
|
5.250
5.250
5.475
7.395
4.485
5.040
5.920
6.560
4.500
6.640
4.690
4.130
5.740
6.480
5.625
5.250
5.175
5.175
5.110
5.550
5.840
4.970
5.670
5.180
4.480
5.625
4.225
5.120
7.300
5.700
4.830
4.760
5.250
4.550
5.390
6.000
5.920
5.550
5.680
4.550
4.550
6.320
5.320
6.000
4.335
4.140
5.600
4.830
5.670
5.920
|
3.644
|
3.670
|
267.562
|
271.575
|
268.735
|
Diketahui :
N = 50
∑X =
3.644
∑Y =
3.670
∑X2 =
267.562
∑Y2 =
271.575
XY =
268.735
(X)2 = 13.278.736
(Y)2 = 13.468.900
rxy =
rxy =
rxy =
=
=
=
rxy =
0,605 (r hitung)
dari hasil penelitian statistik di atas, diketahui bahwa nilai r hitung adalah 0,605, sedangkan r tabel adalah 0,288 dengan batas
signifikasi 5%. Artinya bahwa nilai r
hitung lebih besar daripada nilai r
tabel, yakni 0,605 > 0,288.
Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hipotesis yang diajukan
bahwa H0 ditolak pada taraf signifikasi 5%. Sedangkan hipotesis
alternatif (H1) diterima, yang berarti terdapat korelasi yang positif
antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman.
Untuk menyatakan dan menentukan bobot tingkat korelasi antara kebiasaan
membaca dengan kemampuan membaca pemahaman Penulis menggunakan kriteria rentang
nilai korelasi koefisien yang Penulis kutip dari buku acuan Suharsimi Arikunto.
Adapun kriterianya sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak ada korelasi)
Berdasarkan kriteria tingkat korelasi di atas, di mana nilai r hitung adalah 0,605 berarti berada pada
rentang nilai di antara 0,600 sampai dengan 0,800, maka dapat dikatakan bahwa
nilai-nilai kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X
SMA Taman Islam mempunyai tingkat korelasi cukup.
D. Interpretasi Data
Dari hasil pengumpulan dan pengelolaan data, dapat
diberikan interpretasi terhadap kebiasaan membaca dan kemampuan membaca
pemahaman. Untuk memberikan interpretasi terhadap data, penulis menggunakan
acuan nilai sebagai berikut:
Untuk nilai 0 sampai dengan 40 rendah
Untuk nilai 40 sampai dengan 60 sedang
Untuk nilai 60 sampai dengan 100 tinggi
Untuk kebiasaan membaca, pada umumnya siswa memiliki
tingkat kebiasaan membaca tinggi. Hal ini terbukti dari 50 siswa hanya terdapat
dua orang yang memiliki kebiasaan membaca tingkat sedang dan 48 orang memiliki
tingkat kebiasaan yang tinggi. Artinya hanya 4% yang memiliki kebiasaan membaca
tingkat sedang dan 96% memiliki kebiasaan membaca tingkat tinggi.
Demikian pula kemampuan membaca
pemahaman, hampir semua siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman tingkat
tinggi. Ini terbukti dari 50 siswa hanya terdapat 1 orang yang memiliki
kemampuan membaca pemahaman tingkat sedang, dan 49 siswa memiliki kemampuan
membaca pemahaman tingkat tinggi. Artinya hanya 20% yang memiliki kemampuan
membaca tingkat sedang dan 98% memiliki kemampuan membaca pemahaman tingkat
tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan terhadap
kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Taman
Islam, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai r hitung adalah 0,605 sedangkan r tabel adalah 0,288 pada taraf signifikasi 5%.
Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan ditolak, sedangkan
hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima, artinya bahwa
terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan
membaca.
2.
Kebiasaan membaca siswa kelas X SMA Taman Islam
memiliki rata-rata yang cukup tinggi.
3.
Kemampuan membaca pemahamannya juga dapat dikatakan
mencapai pada taraf rata-rata yang cukup tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, baik berdasarkan
perolehan data maupun yang penulis
peroleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat
bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Sebagai akhir dari penulisan, Penulis
menyampaikan saran sebagai berikut :
1.
Hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi.
Agar kemampuan membaca pemahaman dapat dicapai.
2.
Hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca
siswa dengan menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan.
3.
Hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan
memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi
buku di perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan
motivasi siswa untuk membaca.
4.
Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh kepada anak
dalam hal kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Lembar
Pengesahan ............................................................................................ i
Lembar
Persetujuan ............................................................................................ ii
ABSTRAK
......................................................................................................... iii
PRAKATA
......................................................................................................... iv
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C.
Pembatasan Masalah ......................................................................... 5
D.
Perumusan Masalah .......................................................................... 6
E.
Kegunaan Masalah ............................................................................ 6
BAB II KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori ...................................................................................... 7
1.
Membaca ..................................................................................... 7
a.
Pengertian Membaca ............................................................. 7
b.
Tujuan Membaca ................................................................... 10
c.
Aspek-aspek Membaca ......................................................... 13
d.
Jenis-jenis Membaca ............................................................. 14
2.
Membaca Pemahaman ................................................................ 17
a.
Pengertian Membaca Pemahaman ........................................ 17
b.
Kemampuan Membaca ......................................................... 19
c.
Teknik Pengajaran Membaca ................................................ 20
d.
Metode Pengajaran Membaca ............................................... 23
e.
Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca ..... 25
f.
Mengembangkan Keterampilan Membaca ............................ 26
3.
Kebiasaan Membaca ................................................................... 30
a.
Pengertian Kebiasaan Membaca ........................................... 30
b.
Kebiasaan Sejak Kecil .......................................................... 31
c.
Membentuk Kebiasaan Membaca Efisien ............................. 32
d.
Usaha-usaha Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca
Pada Anak 32
B.
Kerangka Berpikir ............................................................................. 36
C.
Pengajuan Hipotesis .......................................................................... 36
1.
Hipotesis Verbal ......................................................................... 36
2.
Hipotesis Statistik ....................................................................... 37
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian .............................................................................. 38
B.
Metode Penelitian ............................................................................. 38
C.
Populasi dan Sampel ......................................................................... 39
D.
Waktu dan Tempat ........................................................................... 39
E.
Variabel Penelitian ............................................................................ 39
F.
Instrumen Penelitian ......................................................................... 40
G.
Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 40
H.
Teknik Analisis Data ......................................................................... 41
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A.
Pengumpulan Data ............................................................................ 44
B.
Deskripsi Data .................................................................................. 47
C.
Analisis Data ..................................................................................... 47
D.
Interpretasi Data ............................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan ....................................................................................... 52
B.
Saran ................................................................................................. 52
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................ 54
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Nilai Product Moment .................................................. 56
Lampiran 2 Angket Kebiasaan Membaca .................................................. 57
Lampiran 3 Soal Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman ........................ 59
Lampiran 4 Hasil Jawaban Siswa dalam
Angket Kebiasaan Membaca ..... 61
Lampiran 5 Hasil
Jawaban Siswa dalam Lembar Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman 71
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S.H. 1996. Membaca 2. Jakarta : Cipta Karya.
Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Ganato
NV .
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka.
Harimurti Kridalaksana. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia.
Heryanto, Yusuf. 2002. Pengantar Linguistik. STKIP
Muhammadiyah Bogor.
______ 2003. Fonologi Bahasa Indonesia. STKIP Muhammadiyah
Bogor.
______ 2005. Tanya Jawab Bahasa Indonesia . STKIP Muhammadiyah
Bogor.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi.
Cetakan XI. Nusa Indah. Ende-Flores.
Mulyati, Yet. 1997, Membaca. Jakarta : Cipta Karya.
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan
Membaca. Bandung :
CV. Sinar Baru.
Rita. 1996. Pengantar
Psikologi. Jakarta :
Erlangga.
Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan Minat Baca Bahasa
dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya .
Soedarso. 1989. Sistem Membaca
Cepat dan Efektif. Jakarta :
PT. Gramedia.
Sudjana. 1989. Metoda
Statistika. Bandung :
Tarsito.
Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia
Jilid 2. Jakarta :
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan
Perkembangan Jiwa Anak. Jakarta : Ghalia Indonesia .
Tampulonon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien. Bandung :
Angkasa.
______ 1991.
Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung :
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
______ 1983. Membaca Ekspresif. Bandung : Angkasa.
Walija. 1996. Komposisi Mengolah Gagasan
Menjadi Karangan. Jakarta :
Penebar Aksara.
Lampiran 1
Nukilan Tabel Nilai
Koefisien Korelasi “r” Product Moment
dari
Pearson untuk Berbagai df.
df.
(degrees of
freedom)
atau:
bd.
(derejat
bebas)
|
Banyaknya variabel yang dikorelasikan:
|
|
2
|
||
Harga “r”
pada taraf signifikasi:
|
||
5%
|
1%
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
35
40
45
50
60
70
80
90
100
125
150
200
300
400
500
1000
|
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,325
0,304
0,288
0,273
0,250
0,232
0,217
0,205
0,195
0,174
0,159
0,138
0,113
0,098
0,038
0,062
|
1,000
0,990
0,959
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,413
0,393
0,372
0,354
0,325
0,302
0,283
0,267
0,254
0,228
0,208
0,181
0,148
0,128
0,115
0,081
|
Lampiran 2
ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Petunjuk:
(a)
Tujuan diadakan angket ini adalah untuk mengetahui
tingkat kebiasaan membaca dari setiap responden.
(b)
Angket ini terdiri atas 10 soal. Anda diminta menjawab
solah seluruhnya.
(c)
Bacalah setiap butir soal secara cermat, dan jawablah
dengan memilih pilihan jawaban yang mencerminkan keadaan diri Anda sendiri
berkaitan dengan kegiatan membaca.
(d)
Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah
disediakan, dengan memberi tanda silang (X) pada huruf yang sesuai dengan
pilihan Anda.
(e)
Setelah selesai mengerjakan angket ini, serahkanlah
lembar jawaban Anda bersama dengan soal angket kepada pengawas.
1. Bagaimanakah
perasaan anda apabila keinginan membaca dapat tersalurkan ?
A. Sangat
senang
B. Senang
C. Biasa-biasa
saja
D. Tidak
senang
E. Sangat
tidak senang
2. Tingkat
keinginan anda untuk membaca cenderung termasuk pada kategori mana ?
A. Sangat
kuat
B. Kuat
C. Biasa
saja
D. Tidak
begitu kuat
E. Tidak
ada keinginan sama sekali
3. Bagian/rubrik
surat kabar
yang paling disenangi adalah…………..
A. Sastra
Budaya (Cerpen, Puisi, Cerita Bersambung)
B. Profil
tokoh
C. Opini:
Artikel-artikel, karangan lepas
D. Konsultasi,
tanya jawab
E. Iklan
4.
Bagaimanakah perasaan anda bilaman majalah sastra
(seperti majalah Horison) itu beredar sangat luas di masyarakat dan mudah
dijangkau ?
A. Sangat
senang
B. Senang
C. Biasa
saja
D. Tidak
senang
E. Tidak
setuju dan tidak senang
5.
Berapa rata-rata jumlah bacaan yang anda baca perminggu
?
A. Lebih
dari 5 judul
B. Antara
4-5 judul
C. Antara
2-3 judul
D. Kira-kira
1 judul
E. Satu
judulpun tak ada
6.
Rata-rata tingkat frekuensi anda mengunjungi perpustakaan
?
A. Sering
kali/setiap kali
B. Setiap
minggu sekali
C. Setiap
dua minggu sekali
D. Sebulan
sekali
E. Tidak
pernah
7.
Bagaimanakah anda dengan kesempatan untuk membaca di
rumah ?
A. Sangat
tersedia cukup kesempatan
B. Tersedia
cukup
C. Kadangkala
cukup kadangkala tidak
D. Tidak
cukup tersedia
E. Sangat
tidak cukup tersedia kesempatan
8.
Bagi anda, munculnya dorongan untuk membaca terutama
adalah ……………
A. Demi
rasa ingin tahu dan ingin terhibur
B. Demi
iseng-iseng, mungkin ada manfaat
C. Demi
mengisi waktu luang
D. Demi
gengsi agar tampak tak ketinggalan
E. Demi
tugas dari Guru
9.
Anda terdorong untuk membaca. Kerana jenis alasan
…………….
A. Demi
meningkatkan pengembangan diri
B. Demi
kebutuhan harga diri
C. Demi
terpengaruh teman lain
D. Demi
penyelesaian tugas agar nilainya aman
E. Demi
mendapat imbalan jasa
10. Menurut
anda, kegiatan membaca buku itu …………..
A. Sangat
penting dan sangat perlu
B. Penting
dan perlu
C. Biasa
saja
D. Tidak
penting dan tidak perlu
E. Tidak
begitu penting dan tidak begitu perlu
Lampiran 3
SOAL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Soal untuk no. 1 dan 2
Gadis peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil
berkaleng kecil
Senyumu terlalu kekal untuk kenal
duka
Tengadah padaku, pada bulan merah
jambu
Ingin aku ikut, gadis kecil
berkaleng kecil
Pulang kebawah jembatan yang
melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan
yang gemerlap
Gembira dari kemayaan riang
Dunia mu yang lebih tinggi dari
menara katedral
Melintas-lintas diatas air kotor,
tapi yang begitu kau hafal
1. Apa tema puisi diatas ?
2. Bagaimana latar suasana dari puisi diatas ?
- Inilah cerita seorang manusia
Yang selalu menanggung derita
Tiada sesaatpun bahagia
Seolah hidup ini hanyalah
sengsara
Tetapi janganlah berputus asa
Karena Tuhan mendengar do’a kita
Nasib buruk ada akhirnya
Bila diikuti usaha yang nyata
Jelaskan amanat penggalan puisi
di atas !
- Malam itu kira-kira pukul 22.30 mataku tak terpejam sedikitpun semenjak aku masuk ke kamar. Suasana yang sunyi membuatku berpikir hal-hal yang buruk. Angin yang bertiup kencang membentur-benturkan bibir jendela yang sengaja sedikit terbuka. Kurapatkan selimutku, ku coba pejamkan mataku, dan berharap paman serta bibi segera pulang. Saat itu kudengar suara derit pintu kamarku terbuka, aku segera berdiri sekejap dalam keterkejutanku.
Bagaimana karakter aku tersebut !
Soal untuk no. 5-8
Pancaran Hidup
Dipagi hari
Aku berangkat kerja
Tampak olehku seorang lelaki
Mengorek-ngorek tong mencari nasi
Sepintas hatiku sedih
Terasa miskin diri sendiri
Ditengah kekayaan negeri ini
Awak menjadi peminta-minta
Lalu mataku menoleh ke badannya
Tampak tegap teguk semata
Tiada cacat membuat cela
Hatiku marah
Orang begini tak pantas
dikasihani
Di dunia Allah penuh rezeki
Ia tinggal bermalas diri
5. Siapa
yang dimaksud lelaki dalam puisi tersebut ?
6. Apa
temanya ?
7. Menggunakan
sudut pandang apa puisi tersebut ?
8. Nilai/ajaran
apa yang terkandung didalamnya ?
9.
Tingginya arus truk dalam dua hari terakhir ini
berkaitan dengan adanya larangan melintas bagi truk non sembako pada tanggal
21-25 November, larangan itu berlaku bagi truk gandengan, truk bersumbu lebih
dari dua dan truk container.
Apa topik masalah yang
dibicarakan dalam cuplikan berita tersebut ?
10. Setiap
pagi dia duduk dikursi rodanya menghadap ke sebuah meja. Di atas meja ada mesin
tik. Dia selalu berkarya dan berkarya. Dia tidak pernah berhenti atau putus asa
meskipun karya-karyanya sering dikembalikan oleh media massa . Dia mempunyai semangat besar walaupun
kedua kakinya patah karena kecelakaan sepeda dua tahun lalu.
Jelaskan bagaimana watak/karakter
“Dia” dalam penggalan cerita di atas !
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas : ……………………………
1.
A B C D E
2.
A B C D E
3.
A B C D E
4.
A B C D E
5.
A B C D E
6.
A B C D E
7.
A B C D E
8.
A B C D
E
9.
A B C D E
10. A B C D
E
Skor :
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas : ……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
Lembar Jawaban Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman
Nama :
Kelas :
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………
Lembar Jawaban Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman
Nama :
Kelas :
1.
……………………………………………………………………
2.
……………………………………………………………………
3.
……………………………………………………………………
4.
……………………………………………………………………
5.
……………………………………………………………………
6.
……………………………………………………………………
7.
……………………………………………………………………
8.
……………………………………………………………………
9.
……………………………………………………………………
10. ……………………………………………………………………
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama : ……………………………
Kelas : ……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA
Nama :……………………………
Kelas :……………………………
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
- A B C D E
Skor :
0 comments:
Post a Comment