BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Perkembangan Individu
Perkembangan
individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana
perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara pisik,
psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan pisik, kognitif,
afektif, sosial, psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak
akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami
perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan
pengetahuan tentang perkembangan individu peserta didik.
Perkembangan
individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula
sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan
atau kematangannya.
Yang
dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu
bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian
dengan bagian lainnya baik fisik maupun psikis dan meupakan satu kesatuan yang
harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan
meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti
bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara pisik terjadi sesuai
dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan
imajinasi fantasi ke rialistis.
B.
Belajar
dan Fase-fase Perkembangan Individu
Manusia
membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat
dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri
dan insting dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan
belajar sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.
Para
ahli mendifinisikan belajar sebagai berikut:
1.
Menurut
Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan
melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan
alamiah).
2.
Morgan,
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
3.
James
P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari
sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil
praktek atualisasi pengalaman.
Sumadi
Suryabrata menyimpulkan:
1.
Belajar
itu membawa perubahan
2.
Perubahan
itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
3.
Perubahan
itu terjadi karena usaha
Menurut
Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia
sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
1.
Fase
perkembangan masa kanak-kanak
2.
Fase
perkembangan masa anak
3.
Fase
perkembangan masa remaja
4.
Fase
perkembangan masa dewasa awal
5.
Fase
perkembangan masa setengah baya
6.
Fase
perkembangan masa tua
C.
Perkembangan Individu secara Didaktis
Syamsu
Yusuf mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan menggunakan
pendekatan didaktis, sebagai berikut:
1. Masa Usia Pra
Sekolah
Masa Usia Pra
Sekolah terbagi dua yaitu:
a.
Masa
Vital,
pada masa ini
individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam
dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran pada fase ini adalah:
(1)
anak
belajar memakan makanan keras;
(2)
anak
belajar berjalan;
(3)
anak
belajar berbicara.
b.
Masa
Estetik;
masa ini
dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan, Seseorang indiviau anak
bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Adapun tugas pembelajaran
pada fase ini, yaitu: (1) anak belajar membedakan yang baik dan yang buruk; (2)
anak membedakan jenis kelamin, belajar sopan santun; (3) anak belajar mengeja,
membaca; (4) anak belajar mengenal individu secara emosional dan sosial
2. Masa Usia
Jenjang Pendidikan Dasar
Masa
Usia Pendidikan Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah. Adapun ciri-ciri utama anak yang sudah matang, yaitu:
1.
Memiliki
dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya;
2.
Keadaan
fisik yang memungkinkar anak-anak memasuki dunia bermain dan pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan jasmani;
3.
Memasuki
dunia mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas
(Tohirin, 2005:34).
Adapun tugas
anak-anak pada usia sekolah dasar ini adalah:
1.
Belajar
ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2.
Belajar
bergaul.
3.
Belajar
mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4.
Belajar
mengenal kemampuan dirinya.
5.
Belajar
memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6.
Belajar
membandingkan diri dengan yang lainnya.
7.
Belajar
menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8.
Belajar
bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.
Masa Usia
Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
(a)
masa
kelas-kelas rendah dan
(b)
masa
kelas tinggi.
Adapun ciri-ciri
pada masa kelas-kelas rendah(6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun):
a.
Adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
b.
Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c.
Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri
d.
Membandingkan
dirinya dengan anak yang lain.
e.
Apabila
tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
Pada masa ini
(terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik.
Adapun ciri-ciri
pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun:
a.
Minat
terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b.
Sangat
realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
c.
Menjelang
akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus
sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
d.
Sampai
usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya
anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
e.
Pada
masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai
prestasi sekolahnya.
f.
Gemar
membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka
tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka
membuat peratuan sendiri
Beberapa
faktor penting yang berkaitan pembangunan karakter anak dalam fase ini antara
lain adalah, pola interaksinya dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga
yang lain, keadaan fisiknya, seperti tinggi dan berat badannya serta hal-hal
yang didengar dan dipelajarinva.
Kebutuhan anak
di fase remaja ini berbeda dengan kebutuhannya difase-fase sebelumnya. Hal ini
harus diperhatikan oleh orang tua dan diusahakan untuk memenuhinya. Kebutuhan
anak tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
(a)
Kebutuhan
primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian;
(b)
Kebutuhan
psikis, seperti ketenangan jiva dan emosi;
(c)
Kebutuhan
terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat;
(d)
Kebutuhan
terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
(e)
Kebutuhan
untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai bekal menempuh
perjalanan panjang kehidupannya.
(f)
Kebutuhan
untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam masyarakat dan
mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampunn dan kematangan
anak seusia ini.
Adapan
langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan anak di fase ini,
sebagai berikut :
(a)
Pendidikan
Ekstra Ketat
Pendidikan di
fase ini lebih penting pada fase-fase lainnya karena anak di usia ini relatif
masih bersih dan belum tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua
nasehat dan bimbingan. Karena itu, orang tua harus pandai-pandai memnggunakan
kesempatan ini untuk mendidiknya dengan benar.
Imam Ali bin
Al-Husain a.s. berkata: "Hak anakmu adalah engkau bertanggung jawab untuk
mengajarkan kepadanya akhlaq karimah, mengenalkan kepada Tuhan dan membantunya
untuk patuh kepadamu. Tugas berat ini besar sekali pahalanya dan sebaliknya,
siksaan menunggu jika melalaikannya. Karena itu, 1akukanlah apa yang bisa membuatmu
berbangga atasnya di masa depan dan terbebas dari hukuman Tuhan atas tanggung
jawab yang Dia berikan kepadamu, dengan mendidiknya secara baik dan
benar".
Pendidikan yang
ditekankan tidak lain adalah pendidikan dengan konsep Islami yang menjadikan
masalah penghambaan kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya menjadi poros segala
masalah kehidupan.
(b)
Dorongan
untuk Belajar
Pada fase ini,
belajar adalah hal yang penting bagi anak-anak. Inilah saat yang tepat untuk
memberikan dorongan belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta
mewujudkan kecintaan hakiki mereka terhadap penguasaan i1mu. Berdasarkan Hadist
yang artinya: Orang yang belajar diwaktu kecil itu ibarat melukis di atas batu.
(c)
Melatih
Anak untuk Patuh
Metode yang
ditawarkan Islam dalam melatih kepatuhan anak sangat memperhatikan kemampuan
akal dan fisik si anak. Sebagai contoh, dalam hal latihan melaksanakan shalat,
Rasulullah SAW bersabda, Artinya: Biasakanlah anak-anak untuk shalat ketika
usianya mencapai tujuh tahun. Jika sampai usia sembilan tahun si anak masih
meninggalkan shalat, pukullah.
Memukul yang
dimaksudkan dalam hadis ini bisa dalam pengertian yang sebenarnya, yaitu dalam
bentuk pukulan fisik atau bisa juga berarti penunjukan sikap marah, pukulan
memang bisa berdampak negatif kepada anak. Akan tetapi, dampaknya itu akan
segera hilang, dan itu artinya dampaknya ini sama sekali tidak berarti apa-apa
jika dibandingkan kepentingan yang lebih besar yaitu pelatihan shalat.
(d)
Pengawasan
Anak
Pada dasarnya,
pengawasan adalah kewajiban ayah dan ibu. Mereka berdua memiliki porsi tugas
yang disesuaikan, dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka
berdua harus saling membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah
bahwa jangan sampai si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi
pengawasan melekat harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta
bantuan kepada famili atau kertabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam
situasi yang di sana orang tua tidak bisa melakukannya.
(e)
Pencegahan
atas Perilaku Asusila
Di sinilah
targgung jawab dan peran orang tua harus dijalankan dengan sunguh-sungguh
karena pendidikan dalam rangka menghasilkan kesucian jiwa dan kesalehan
anak-anak adalah tugas terpenting mereka.
Rasulullah SAW
bersabda, Artinya: Hal-hal berikut ini adalah termasuk hak yang dimiliki
seorang anak atas ayahnya, yaitu bahwa ayahnya memberinya nama yang bagus
ketika lahir, mengajarkan kepadanya baca tulis ketika beranjak besar, serta
menyucikan kehormatannya dari perilaku asusila ketika sudah rnengenal (masalah
seksual).
(f)
Menciptakan
Hubungan dengan Teladan yang Baik
Di akhir periode
ini, anak-anak akan punya kecenderungan yang sangat kuat untuk meniru apapun
yang ada pada diri kebanyakan orang. Para psikolog menamai sebuah gejala
kejiwaan dari seorang anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain
secara fisik dengan istilah "peniruan". Keinginan ini sangat tepat
timbulnya dan akan cepat juga berhenti ketika sumber peniruan itu tidak ada. Ada
pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan
tetapi pengaruhnya sangat kuat menempel pada akal dan Jiwa.
3. Masa Usia
Jenjang Pendidikan Menengah (Masa Remaja)
Masa
usia jenjang pendidikan mencegah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagi ke
dalam tiga bagian yaitu:
a)
Remaja
awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan mental,
prestasi, serta sikap sosial.
b)
Masa
remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari
sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
c)
Masa
remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya
telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan
pada masa remaja yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu
masa dewasa.
Adapun tugas
perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja awal, remaja dan remaja akhir
adalah:
1)
Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2)
Mencapai
peran sosial sebagai pria atau wanita.
3)
Menerima
keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4)
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5)
Mencapai
jaminan kemandirian ekonomi.
6)
Memilih
dan mempersiapkan karier.
7)
Mempersiapkan
pernikahan dan hidup berkeluarga.
8)
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9)
Mencapai
perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10)
Memperoleh
seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam
berperilaku.
4. Masa Usia
Jenjang Pendidikan Tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)
Pada
masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang
harus dicapai pada masa dewasa awal adalah:
1)
Memilih
pasangan.
2)
Belajar
hidup dengan pasangan.
3)
Memulai
hidup dengan pasangan.
4)
Memelihara
anak.
5)
Mengelola
rumah tangga.
6)
Memulai
bekerja.
7)
Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara.
8)
Menemukan
suatu kelompok yang serasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Resume Buku Dr.
Iskandar, M. Pd Psikologi Pendidikan
0 comments:
Post a Comment