BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pencak
Silat atau Silat (berkelahi
dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diriAsia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela
diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa
pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan
penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan
Thailand Selatan.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di
Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat
(Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk
oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi
federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan
oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah
dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan
nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak
semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah
di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut
Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga
dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian
gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar,
latihan dan pertunjukan.Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang
sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri
atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau
bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni,
bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
"Pencak Silat adalah
hasilbudayamanusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian)
dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya
untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Silat diperkirakan menyebar di
kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum
dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya
suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir pulau
Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu, di berbagai
daerah di Provinsi Aceh juga banyak yang telah
mengembangkat atletik selat selain untuk meningkatkan kebugaran tubuh juga
sebagai mengembangkan olahraga, sebagai kelompok juga sudah di kembangkan di
kabupaten daerah pesisir barat Aceh seperti yang terdapat di daerah Aceh Barat
Daya.
Dalam penelitian ini
penulis melaksanakan penelitian tentang hubungan otot dengan tendangan pada
siswa SMP Negeri Aceh Barat Daya, dengan keadaan yang ada, penulis melihat
banyak para atlit yang masih belum memahami tentang kemampuan dalam melatih baik
dalam kemampuan daya tahan oto tungkai dengan kemampuan tendangan sabit.
Dari uraian penelusuran yang ada maka penulis
tertarik melakukan penelitian yang berkenaan dengan “”Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada
Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya”.
1.2
Rumusan
masalah
Berdasarkan
uraian diatas maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Sabit Pada
Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya?
1.3
Tujuan
penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Daya Tahan Otot Tungkai Dengan
Kemampuan Tendangan Sabit Pada Siswa SMP Negeri 2 Manggeng Aceh Barat Daya.
1.4
Manfaat
penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Adapun yang menjadi manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah
a. Sebagai
wahana memperdalam ilmu keolahragaan dalam cabang olahraga atletik khususnya pada atlet silat
b. Sebagai
upaya meningkatkan pembelajaran diri dalam memadukan konsep yang baik secara
teori maupun praktik dari hasil selamamelakukan penelitian.
1.4.2
Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat praktis dalam
penelitian ini adalah:
a. Hasil
penelitian diharapkan dijadikan sebagai masukan bagi sekolah dalam upaya
memperbaiki proses pembelajaran sepak
bola melalui berbagai strategi yang dilakukan oleh guru.
b. Bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam
upaya meningkatkan hasil belajar yang baik
1.5
Anggapan
Dasar
Anggapan dasar
adalah anggapan terhadap suatu masalah yang sebenarnya tidak perlu dibuktikan
lagi. Anggapan ini menjadi titik pangkal dalam usaha melakukan penelitian.
Arikunto (2003:37) menyatakan “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai
untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya”. Adapun angggapan dasar dalam penelitian ini
adalah: hubungan daya tahan
otot tungkai dan tendanganan sabit.
1.6
Pertanyaan
Penelitian
Berdasarkan
anggapan dasar di atas, penulis merasa pelu merumuskan suatu pertanyaan penelitian,
yaitu sebagai petunjuk untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap penelitian yang sedang
diteliti kebenarannya yang membutuhkan penyelidikan dan penelitian (Arikunto,
2006:65). Adapun yang menjadi pertanyaan
dalam penelitian ini adalah: sejauh mana
hubungan daya tahan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada
siswa smp negeri 2 manggeng aceh barat daya
1.7. Definisi Operasional
1.7.1
Otot Tungkai
Pengertian power otot tungkai
menurut M. Furqon H. dan Muchsin Doewes (2002:9) menjelaskan bahwa power diartikan
sebagai kekuatan dan frekuensi atau kekuatan yang terbagi dengan waktu, maka
beban lebih resistif dan temporal harus diberikan. Pada
latihan-latihanpeningkatan power (pliometrik), beban lebih resistifnya
berupa perubahan arah yang cepat pada suatu anggota tubuh atau seluruh tubuh,
seperti mengatasi gaya akibat terjatuh, naik anak tangga, terpental, meloncat,
melangkah lebar atau melompat. Beban lebih temporal dapat dilakukan dengan
berkonsentrasi pada pelaksanaan gerakan secepat dan seintensif mungkin.
Pencak Silat
adalah seni beladiri dan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki serta
mempertahankan kebudayaan. Pencak Silat merupakan salah satu hasil budaya
masyarakat rumpun melayu yang tumbuh dan berkembang dengan pesat dari jaman ke
jaman. Ditinjau dari falsafah dan nilai-nilainya, pencak silat merupakan cermin
dari rumpun melayu. Pada awalnya Pencak Silat hanya sebagai alat untuk membela
diri dari serangan dan berbagai ancaman. Seiring perkembangan jaman kini Pencak
Silat tidak hanya sebagai alat untuk membela diri namuna Pencak Silat digunakan
sebagai sarana olahraga dan sarana untuk mencurahkan kecintaan pada aspek
keindahan (estetika), dan alat pendidikan mental serta rokhani ( Agung Nugroho,
2004: 15
FILE LENGKAP HUBUNGI :
CP :
0823 – 6120 – 9850
EMAIL : SUSUKALENG31@GMAIL.COM